INDOZONE.ID - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa arus bantuan ke Gaza mengalami peningkatan signifikan sejak gencatan senjata diberlakukan pada 19 Januari 2025.
Bantuan tersebut mencakup berbagai kebutuhan pokok, termasuk tenda yang sebelumnya dibatasi oleh Israel.
Sementara itu, Hamas mengumumkan pada beberapa waktu lalu, mereka akan menghentikan pembebasan sandera Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Baca Juga: PBB: Dana Tambahan Dibutuhkan untuk Capai Target Gencatan Senjata di Gaza
Kelompok tersebut menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata, yang berisiko memicu kembali konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan.
Menurut Hamas, pelanggaran tersebut mencakup penghentian masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, sebagaimana yang telah disepakati.
Bantuan yang terhambat termasuk 60.000 rumah darurat, 200.000 tenda, serta alat berat untuk membersihkan puing-puing dan pasokan bahan bakar.
Ketika ditanya mengenai distribusi bantuan saat ini, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Jens Laerke, mengatakan, operasi kemanusiaan telah meningkat secara signifikan selama masa gencatan senjata.
Bantuan yang masuk meliputi pasokan makanan, obat-obatan, perlengkapan tempat tinggal, serta kebutuhan pokok lainnya.
Namun, sebelumnya para pejabat kemanusiaan mengungkapkan, ada kendala dalam mengimpor barang-barang tertentu, seperti peralatan tempat tinggal.
Israel mengklaim, beberapa barang memiliki potensi 'penggunaan ganda' untuk keperluan sipil maupun militer.
Palestina telah meminta bantuan darurat bernilai miliaran dolar, termasuk untuk membangun kembali tempat tinggal bagi mereka yang kehilangan rumah akibat serangan udara dan pemboman Israel.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com