Ilustrasi film lebaran tahun 2024 yang banyak jadi box office. (Freepik)
INDOZONE.ID - Momen lebaran tak hanya tradisi budaya dan keagaaman semata. Bahkan tak lepas dari berkumpul dengan keluarga, liburan, menghabiskan uang untuk mencari hiburan, dan lainnya. Nah, kebiasaan ini dijadikan momentum oleh produsen untuk mencari laba, termasuk industri film Indonesia.
Selama beberapa tahun terakhir, bioskop-bioskop dipenuhi oleh film Indonesia dan siap bersaing dengan film impor yang ada. Ada beberapa film Indonesia yang berani bersaing dengan film asing dalam perolehan jumlah penonton hingga menjadi box office.
Tal terkecuali di tahun ini. Liburan lebaran 2025 diwarnai dengan beberapa film garapan Indonesia yang tampil dengan warna yang berbeda, bahkan lebih variatif dengan film lebaran di tahun-tahun sebelumnya.
Hasilnya, banyak dari film itu meraih jumlah penonton dan pendapatan fantastis hingga mencetak beberapa rekor sendiri. Formula tersebut kembali terjadi di tahun ini dengan 5 film yang tayang di momen tersebut.
Baca Juga: Tissa Biani Jadi Duta Festival Film Indonesia 2020 Paling Muda
Ilustrasi penikmat film. (Freepik)
Kalau bisa dibuka data beberapa film terlaris Indonesia sepanjang masa, ada beberapa nama yang bertenger di peringkat teratas itu berasal dari film yang tayang di musim liburan lebaran. Sebut saja film 'Laskar Pelangi' yang ditayangkan 5 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri pada 2008 silam dan berhasil meraih 4.719.453 penonton.
Termasuk tiga film Indonesia besutan MD Pictures yang sejak 2022 meraih film dengan pendapatan terbanyak saat libur lebaran. Mulai dari 'KKN di Desa Penari' yang dirilis 2022 dengan 10.061.033 penonton, "Sewu Dino" yang dirilis pada 2023 dengan 4.886.406, serta 'Badarawuhi di Desa Penari' pada 2024 dengan 4.015.120 penonton yang bersaing dengan 'Siksa Kubur' karya Joko Anwar dengan 4.000.826 penonton.
Budayawan sekaligus kritikus film, Hikmat Darmawan mengungkapkan fenomena film libur lebaran sebenarnya sudah menjadi strategi di industri film sejak dahulu kala.
Fenomena budaya berkumpul keluarga di saat liburan dan belanja untuk hiburan menjadi salah satu indikasi mengapa libur lebaran menjadi momentum yang tepat.
"Catatannya adalah, yang namanya blockbuster lebaran, film laris lebaran itu udah ada dari zaman 80/90-an, jadi udah secara tradisional, momentum lebaran itu adalah momentum yang dianggap premium untuk film Indonesia lahir," kata Hikmat Darmawan saat dihubungi Indozone.
Baca Juga: Mengenang Aktor Kawakan Film Indonesia, Robby Sugara
Bedanya, menurut Hikmat, tahun ini variasi genrenya lebih beragam dibanding sebelumnya.
"Pelajaran dari tahun lalu tidak beragam, sekarang beragam, terdistribusi dengan baik, penonton jadinya punya pilihan, itu dalam jangka panjang akan lebih sehat untuk industri film kita. Kenapa film lebaran? ya karena kan ada terkait dengan fenomena budaya ya, seperti mudik, berkumpul dengan keluarga, libur panjang, orang spending money,"
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wawancara, Analisis Redaksi