Sebab, Korut mengirim generasi mudanya untuk bertempur di negara lain, demi menopang kekuasaan rezim.
Analis memperkirakan pengumuman ini, yang disampaikan setelah enam bulan tanpa kabar, bertujuan memperkuat citra hubungan sejajar antara Kim Jong Un dan Vladimir Putin.
Dengan menonjolkan pengorbanan pasukannya 'dengan darah', Korea Utara ingin menunjukkan betapa kuat dan pentingnya hubungan strategis ini.
Hong Min dari Institut Unifikasi Nasional Korea di Seoul menilai, langkah ini merupakan persiapan menuju pertemuan puncak berikutnya, antara Kim dan Putin.
Ukraina memperkirakan sekitar 14.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke medan tempur, termasuk 3.000 pasukan tambahan untuk menggantikan korban yang gugur.
Meski kurang berpengalaman dalam penggunaan kendaraan lapis baja dan perang drone, pasukan Korea Utara mampu cepat beradaptasi.
Pada 24 April, Pasukan Operasi Khusus Ukraina melaporkan, mereka berhasil menewaskan satu unit yang terdiri dari 25 tentara Korea Utara di wilayah Kursk.
Rekaman video yang dirilis menunjukkan barang-barang pribadi milik para tentara, termasuk catatan berbahasa Korea.
Selain mengirimkan tentara, Korea Utara juga disebut telah memasok persenjataan kepada Rusia, seperti amunisi artileri dan rudal balistik, menurut pejabat Korea Selatan.
Pada Sabtu (26/4/2025) lalu, Rusia akhirnya mengonfirmasi secara terbuka, tentara Korea Utara telah bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com