Kategori Berita
Media Network
Kamis, 22 AGUSTUS 2024 • 12:41 WIB

Psikologi Menarik di Balik Obsesi Budaya Terhadap Gosip Selebriti, Digunakan untuk Tutupi Skandal Politik?

Ilustrasi selebriti yang terkena gosip. (Freepik)

INDOZONE.ID - Ada dugaan yang berhembus di sosial media tentang kasus perselingkuhan seorang istri pesepakbola yang lagi kondang dengan pacar dari selebgram. Dalam waktu semalam, gosipnya sudah melebar kemana-mana sehingga membuat berita penting dan darurat tertutup.

Berberapa netizen di media sosial bertanya; apakah ini salah satu cara untuk menutupi sebuah isu politik?

Perilaku ini sendiri sepertinya sudah diramal dari beberapa dekade lalu oleh penulis fiksi terkenal Agatha Christie. Dalam salah satu bukunya, ia pernah menyebutkan kutipan yang sangat cocok dengan kondisi di atas.

"Berikan orang-orang dengan skandal yang berkaitan dengan seks, hal itu akan lebih menarik bagi mereka dibandingkan dengan tipu daya politik atau penipuan," tulisanya dalam buku "The Labor of Hercules yang dirilis pada 1947 silam.

Baca Juga: Terlibat Skandal Politik dan Gagal Kendalikan Inflasi, PM Jepang Fumio Kishida Mengundurkan Diri

Skandal seks yang paling enak dijadikan gosip tentu saja skandal para pesohor. Selebriti kalau kita sebutnya. Beritanya akan terus menjamur di media massa untuk dalam kisaran yang lama, meskipun terkadang berita tersebut belum benar adanya.

Gosip dari sudut pandang psikologi

Ilustrasi bergosip. (Freepik)

Gosip sangat penting bagi jiwa budaya kita sehingga American Psychological Association (APA) memiliki definisinya sendiri. Menurut kamus APA, gosip terdiri dari pembicaraan pribadi atau komunikasi tentang informasi yang sering kali tidak berdasar, dan mungkin (tetapi tidak selalu) mengandung skandal atau bermaksud jahat.

Gosip memengaruhi ikatan kelompok, dan juga memiliki implikasi besar bagi penyebaran dan penguatan norma budaya, menurut APA.

"Ada beberapa orang yang mencoba menggosipkan gosip sebagai diskusi negatif atau kritis tentang orang lain, tetapi sebenarnya, gosip hanyalah berbagi informasi sosial satu sama lain," kata David Ludden, PhD, ketua departemen psikologi di Georgia Gwinnett College di Lawrenceville seperti yang dinukil dari situs everydayhealth.com.

Baca Juga: Putusan MK Jadi Upaya Melawan Kotak Kosong, PDIP Jember Siapkan Calon Bupati-Wakil Bupati Sendiri

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan April 2019 di jurnal Social and Psychological Personality Science, para peneliti berupaya mencari tahu apa yang menjadi bahan gosip orang. Mereka menemukan bahwa di antara 467 peserta, sekitar tiga perempat gosip yang dibagikan orang bersifat netral dan cukup membosankan, tidak positif atau negatif.

Stephen Benning, PhD , profesor madya psikologi di Universitas Nevada di Las Vegas, mengatakan gosip sering kali mengacu pada informasi tentang orang lain yang dibagikan sedangkan orang-orang yang menjadi sasaran informasi tersebut ingin merahasiakannya.

Alasan masyarakat awam tertarik pada gosip

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Everyday Health, Analisis Redaksi

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Psikologi Menarik di Balik Obsesi Budaya Terhadap Gosip Selebriti, Digunakan untuk Tutupi Skandal Politik?

Link berhasil disalin!