Ilustrasi pengangguran. (Istimewa)
INDOZONE.ID - Sebuah fakta terungkap bahwa generasi Z atau Gen Z yang lahir tahun 1997-2012 rupanya sulit mencari pekerjaan terutama setelah mereka lulus kuliah.
Perbandingan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Badan Pusat Statistik (BPS) antara tahun 2017 dan 2022 terungkap adanya penurunan jumlah serapan kerja dan penambahan durasi mendapatkan kerja yang dialami lulusan baru (fresh graduate) di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Pada periode September 2016 hingga Agustus 2017, ada 5,8 juta orang yang lulus di semua jenjang pendidikan. Sebanyak 1,2 juta orang atau 21,9 persen di antaranya diterima kerja sebagai pegawai/buruh di sektor formal.
Sementara meski yang lulus pada periode September 2021 hingga Agustus 2022 naik menjadi 7,1 juta, namun dari jumlah lulusan tersebut, hanya 967.806 orang atau 13,6 persen yang diterima bekerja di sektor formal.
Baca Juga: Perbedaan Penting Pandangan Politik Gen Z dengan Generasi Lainnya
Hal ini mengindikasikan bahwa lulusan di tahun 2022 yang tidak lain didominasi oleh Gen Z, kesulitan mendapat atau memperoleh pekerjaan di sektor formal.
Lantas, apa yang membuat Gen Z sulit memperoleh pekerjaan di sektor formal setelah lulus kuliah? Berikut Indozone mencoba membahasnya dari beberapa sudut pandang:
Dari hasil penelitian terungkap sebanyak 58 persen atau lebih dari separuh pegawai Gen Z berusia 18 hingga 24 tahun cenderung lebih memilih berhenti kerja ketimbang tidak bisa menikmati pekerjaannya atau tidak sesuai dengan bidang yang disenanginya.
Dikutip dari A Job Thing, penelitian yang dilakukan oleh Randstad Workmonitor pada 2022, Gen Z mengaku lebih memilih menganggur ketimbang tak bahagia melakukan pekerjaan yang tak disukai.
Hal ini memberikan gambaran jika Gen Z cenderung lebih memilih-milih pekerjaan, berbeda dengan generasi sebelumnya yang akan menjalani pekerjaan dengan serius meski tidak sesuai dengan minatnya.
Dr Anna Kurniawati, seorang politisi mengatakan dalam era modern yang serba cepat dan dinamis, penting bagi Generasi Z untuk memiliki sikap yang realistis dan fleksibel dalam mencari pekerjaan. Generasi ini, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, dihadapkan pada pasar kerja yang kompetitif dan terus berubah.
“Oleh karena itu, perlu ditekankan agar mereka tidak terlalu selektif dalam memilih pekerjaan,” ujarnya kepada Indozone, Senin (20/5/2024).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Dan Wawancara Langsung