“Dua keterampilan utama yang sangat dibutuhkan adalah kecerdasan interpersonal dan kecerdasan emosional,” ungkapnya.
Pernah viral seorang fresh graduate menolak tawaran gaji Rp 8 juta per bulan. Hal ini kemudian menjadi perbincangan banyak orang mengenai standar gaji lulusan baru saat ini yang terbilang cukup tinggi.
Baca Juga: Gen Z Harus Tau! 4 Langkah Mudah Melakukan Pencoblosan pada Pemilu 2024
Menurut penulis buku 'Go Global: Guide to a Successful Internasional' Handi Kurniawan, alasan banyak fresh graduate kini yang berani menawar gaji tinggi adalah karena semakin terbukanya informasi.
"Kalau saya melihatnya sekarang informasi jauh lebih terbuka. Hal-hal yang dulu tertutup seperti gaji awal dan kompensasi sekarang menjadi lebih transparan,” kata Handi.
Ilustrasi pegawai swasta WFH (Freepik/tirachardz)
Kurangnya daya serap tenaga kerja dari Gen Z di sektor formal bukan hanya semata soal standar gaji tapi juga ada pergeseran makna bekerja di kelompok usia tersebut.
Jenis pekerjaan tidak harus ada dan datang di kantor tapi bisa dari mana saja (Work From Anywhere) atau dari rumah (Work From Home). Tidak sedikit dari Gen Z yang lebih memilih bekerja secara fleksibel dan tidak wajib ke kantor dan kebanyakan model pekerjaan tersebut ada di industri kreatif.
Hal ini juga diamini Hilda Yunita Wono, salah satu dosen di Universitas Ciputra Surabaya. Kepada Indozone Hilda mengungkapkan, banyak mahasiswanya yang memang lebih memilih untuk bekerja tidak harus di kantor tapi dimana saja secara remote.
“Pekerjaan formal tidak lagi menjadi hal menarik bagi Gen Z. Jadi kalau dari sisi akademisi, mereka (Gen Z) bukan lebih sulit mendapatkan pekerjaan tapi ada pergeseran makna bekerja di anak-anak ini,” ujarnya.
Baca Juga: Menkominfo Ajak Gen Z ke TPS: 14 Februari Hari Kasih Sayang dalam Bentuk Suara!
Pergeseran ini membawa sejumlah implikasi bagi dunia kerja dan pendidikan. Perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan preferensi generasi baru ini dengan menawarkan fleksibilitas kerja yang lebih besar.
Sementara itu, institusi pendidikan juga perlu mengadopsi kurikulum yang mempersiapkan mahasiswa untuk dunia kerja yang lebih dinamis dan fleksibel.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Dan Wawancara Langsung