Kategori Berita
Media Network
Selasa, 29 APRIL 2025 • 16:15 WIB

Perang Dagang Trump Mendominasi Pertemuan BRICS di Brasil

Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieira, berbicara saat pertemuan menteri luar negeri BRICS di Istana Itamaraty, Rio de Janeiro, pada Senin, 28 April 2025.

INDOZONE.ID - Brasil, yang kini memimpin kelompok BRICS yang terdiri dari 11 negara termasuk Rusia dan China, mengajak kerja sama yang lebih erat.

Terlebih, kondisi dunia saat ini tengah menghadapi berbagai konflik. Entah itu terjadi di Ukraina dan Gaza, serta perang dagang Trump yang mempengaruhi ekonomi global.

Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieira, menyampaikan seruan tersebut dalam pertemuan BRICS Brasil yang digelar di Istana Itamaraty, Rio de Janeiro, pada Senin, (28/4/2025).

"Di tengah ketegangan internasional, kami mendukung diplomasi, bukan konfrontasi, dan kerja sama, bukan unilateralisme," ujar Vieira.

"Konflik di Ukraina terus memberikan dampak kemanusiaan yang serius, sehingga menunjukkan betapa mendesaknya solusi diplomatik," tambahnya.

Para menteri dari negara-negara BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, bertemu untuk mempersiapkan agenda mereka, menjelang KTT para pemimpin pada 6-7 Juli mendatang.

Dalam pertemuan ini, dampak perang dagang Trump pada BRICS yang juga menjadi salah satu pembahasan utama. Mengingat, kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat, telah mempengaruhi perekonomian negara-negara anggota BRICS.

Baca Juga: Indonesia Resmi Bergabung dengan BRICS sebagai Anggota Penuh

Vieira juga mengeluarkan pernyataan mengenai situasi di Gaza. Ia menyerukan agar Israel menarik pasukan secara penuh dari wilayah tersebut.

"Kembalinya serangan udara Israel dan terus berlanjutnya penghalangan bantuan kemanusiaan sangat tidak dapat diterima," katanya.

Di tengah dinamika internasional yang rumit ini, isu perang dagang Trump di BRICS semakin mendominasi pembicaraan saat pertemuan BRICS yang berlangsung, pada awal pekan, yang dianggap 'krusial' oleh Amerika Serikat untuk pembicaraan mengenai penghentian perang Ukraina.

Ketegangan ini semakin tinggi, mengingat hubungan yang menegang antara Presiden Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Setelah pertemuannya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di pemakaman Paus Fransiskus, Trump menggambarkan Putin sebagai pemimpin yang hanya mengarahkanku dengan pelan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Perang Dagang Trump Mendominasi Pertemuan BRICS di Brasil

Link berhasil disalin!