Hal ini semakin ditekankan setelah Trump menerapkan tarif yang tinggi, terhadap berbagai produk dari negara-negara BRICS, termasuk China.
Meskipun demikian, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, yang hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan, pembicaraan mengenai pengenalan mata uang BRICS yang bersatu masih 'terlalu dini'.
Baca Juga: Donald Trump Ancam BRICS Jika Buat Mata Uang Saingan Dolar AS
Di sisi lain, meskipun Brasil relatif terhindar dari dampak langsung perang dagang Trump, Menteri Vieira menegaskan, tidak ada rencana untuk menciptakan mata uang BRICS baru saat ini.
Dominasi perang dagang Trump di BRICS ini semakin terasa, dengan ketegangan yang terjadi dalam hubungan dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara anggota BRICS.
Selain isu-isu politik dan ekonomi, perubahan iklim juga diharapkan menjadi topik utama dalam pernyataan akhir para menteri.
Brasil, yang akan menjadi tuan rumah konferensi perubahan iklim COP30 di Belem, Amazon pada bulan November mendatang, mengajak negara-negara BRICS, untuk memperkuat komitmen terhadap pengurangan emisi dan upaya melindungi lingkungan global.
Dengan agenda yang begitu padat, pertemuan BRICS Brasil ini berpotensi mengubah arah kebijakan global, terutama dalam hal ekonomi dan perdamaian internasional, meskipun ada ketegangan yang terus berlanjut akibat kebijakan perdagangan Presiden Trump.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com