Kategori Berita
Media Network
Kamis, 10 APRIL 2025 • 08:40 WIB

4 Fakta China Resmi Kenakan Tarif 84 Persen untuk Produk AS

Merespons kebijakan tarif balasan ini, Presiden Trump belum memberikan tanggapan langsung. Namun, melalui platform media sosialnya, ia menyerukan perusahaan-perusahaan AS untuk memindahkan basis produksi mereka kembali ke Amerika Serikat.

Inilah saat yang tepat untuk memindahkan PERUSAHAAN kalian ke Amerika Serikat, seperti yang telah dilakukan Apple dan banyak lainnya,” tulis Trump.

Presiden AS tersebut beranggapan, strategi tarif ini dapat membangkitkan kembali industri manufaktur dalam negeri. Namun, sejumlah ekonom dan pengusaha menilai bahwa relokasi produksi bukanlah hal yang bisa terjadi seketika dan justru berpotensi memicu inflasi.

Ketakutan Resesi Bayangi Pasar Global

Ilustrasi pasar saham. (freepik.com)

Sejak perang tarif kembali memanas pekan lalu, pasar saham global mengalami penurunan tajam. Indeks Nikkei di Jepang merosot hampir 4 persen pada Rabu (9/4/2025) kemarin.

Sementara bursa saham di Paris dan Frankfurt, anjlok 4 persen dan London turun 3,5 persen.

Bank of England juga memperingatkan, konflik geopolitik ini, termasuk efek dari kebijakan bea masuk China produk Amerika, bisa mengancam stabilitas keuangan Inggris.

Italia bahkan bersiap memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini dari 1,2 persen menjadi hanya 0,6 persen. Langkah serupa juga direncanakan oleh Spanyol.

Suku bunga acuan di India dan Selandia Baru diturunkan untuk meredam dampak negatif dari ketegangan dagang. Sementara harga minyak jatuh ke bawah US$60 per barel, level terendah dalam empat tahun terakhir.

Tarik Ulur Negosiasi dan Ancaman Baru

Gedung Putih di Washington DC. (photo/REUTERS/Yuri Gripas)

Gedung Putih menyebut, mereka tengah merancang 'kesepakatan khusus' dengan sejumlah negara mitra dagang, seperti Jepang dan Korea Selatan, yang sebelumnya dikenai tarif masing-masing 24 persen dan 25 persen.

Trump bahkan mengisyaratkan akan mengenakan tarif tinggi untuk produk farmasi dalam waktu dekat. Hal ini membuat saham-saham perusahaan farmasi langsung mengalami penurunan signifikan.

Di tengah ketegangan ini, banyak warga baik di AS maupun China mengungkapkan keresahan mereka.

Saya harap semua pihak bisa duduk bersama dan menyelesaikan ini secara bertahap, bukan memperburuk keadaan," kata seorang warga Beijing, Yu Yan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

4 Fakta China Resmi Kenakan Tarif 84 Persen untuk Produk AS

Link berhasil disalin!