INDOZONE.ID - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan bahwa negaranya akan memberikan bantuan kepada Myanmar setelah gempa bumi besar mengguncang wilayah tersebut.
Bantuan AS untuk gempa Myanmar ini diharapkan dapat meringankan beban korban dan mempercepat pemulihan. Pernyataan ini disampaikan setelah junta militer Myanmar secara terbuka meminta bantuan dari komunitas internasional.
"Ini benar-benar mengerikan," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih saat ditanya mengenai respons AS terhadap bencana ini.
Baca Juga: Kesaksian Korban Gempa Myanmar: Seperti Kiamat!
"Gempa ini sangat parah, dan kami akan membantu. Kami sudah berbicara dengan pihak Myanmar," tambahnya.
Presiden Trump bantu Myanmar dengan memastikan bahwa pemerintahannya siap mengirim bantuan kemanusiaan.
Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo tersebut mengguncang Myanmar dan Thailand pada Jumat (28/3), mengakibatkan lebih dari 150 korban jiwa serta ratusan orang mengalami luka-luka.
Amerika bantu Myanmar pasca gempa dengan menyiapkan tim tanggap darurat yang akan membantu evakuasi dan distribusi bantuan.
Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, sebelumnya telah menyampaikan permohonan bantuan dari berbagai negara dan organisasi dalam pidato yang disiarkan oleh media pemerintah.
Empat tahun konflik yang terjadi setelah kudeta militer telah melemahkan infrastruktur dan sistem kesehatan Myanmar.
Kondisi ini membuat negara tersebut kesulitan menangani bencana besar seperti gempa kali ini. AS siap bantu Myanmar dalam menghadapi tantangan ini dengan menyediakan bantuan medis dan logistik.
Di sisi lain, hubungan antara Myanmar dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir diwarnai tekanan dari Washington terkait isu hak asasi manusia, termasuk pembebasan tahanan politik dan pengurangan kekerasan.
Sementara itu, junta Myanmar semakin mempererat kerja sama dengan Rusia. Min Aung Hlaing bahkan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow awal bulan ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com