Kategori Berita
Media Network
Rabu, 13 NOVEMBER 2024 • 15:36 WIB

4 Fakta Kinerja APBN Oktober 2024: Penerimaan Negara, Ekonomi, dan Peran Bea Cukai

Fakta Kinerja APBN Oktober 2024

INDOZONE.ID - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar konferensi pers APBN Kita Edisi November 2024.

Dari konferensi tersebut, terungkap empat fakta penting dari kinerja APBN selama Oktober 2024. Simak fakta-faktanya berikut:

1. Kinerja APBN Terjaga Baik dan Tetap On-Track

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kinerja APBN hingga Oktober 2024 masih terjaga baik dan tetap on-track. Postur APBN hingga 2024 mencatatkan penerimaan negara senilai Rp2.247,5 triliun atau tercapai 80,2 persen dari target. Angka ini naik 0,3 persen dibanding tahun sebelumnya (yoy).

Kemudian, belanja negara senilai Rp2.556,7 triliun atau tercapai 76,9 persen dari pagu, dengan kenaikan 14,1 persen yoy. Adapun nilai defisit APBN senilai Rp309,2 triliun (-1,37 persen produk domestik bruto) dan keseimbangan primer surplus sebesar Rp97,1 triliun.

Fakta Kinerja APBN Oktober 2024

Baca Juga: Sri Mulyani Siapkan APBN 2025 untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

2. Ekonomi Indonesia Relatif Baik

Meski dari sisi lingkungan global, hasil pemilihan umum Presiden AS diprediksi memberikan dampak terhadap perekonomian global dan sentimen pasar, salah satunya ialah menguatnya indeks dollar AS, tetapi Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia, seperti mayoritas negara kawasan ASEAN masih relatif baik.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q3 2024 mencapai 4,95 persen yoy (5,03 persen ctc), masih didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat, seperti konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91 persen yoy, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 5,15 persen yoy, dan ekspor tumbuh 9,09 persen yoy.

Dari sisi produksi, penguatan permintaan domestik dan industri hilirisasi menopang pertumbuhan sektor manufaktur sebesar 4,72 persen yoy. Sektor konstruksi ikut meningkat di 7,48 persen yoy seiring dengan pembangunan infrastruktur. Indikator inflasi Indonesia pun terjaga rendah di 1,7 persen yoy.

3. Kinerja Penerimaan Bea Cukai Tumbuh Positif

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo mengatakan salah satu komponen penerimaan dalam APBN, yaitu penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh positif. Kinerja penerimaan Bea Cukai hingga Q3 2024 mencapai Rp231,7T atau 4,9 persen (yoy) didorong oleh pertumbuhan seluruh jenis penerimaan.

Bea Cukai mencatatkan penerimaan bea masuk sebesar Rp 43,2 triliun atau mencapai 75,2 persen target dan tumbuh 4,2 persen (yoy). Hal ini didorong penguatan nilai tukar USD terhadap rupiah dan pertumbuhan nilai impor sebesar 5,5 persen (yoy).

Lalu, bea keluar tercatat sebesar Rp14,2 triliun atau mencapai 80,9 persen dari target dan tumbuh 46,8 persen (yoy). Pertumbuhan ini dipengaruhi faktor kebijakan relaksasi ekspor komoditas tembaga.

Terakhir, dari sektor cukai instansi ini mencatatkan penerimaan sebesar Rp174,4 triliun atau mencapai 70,9 persen target dan tumbuh 2,7 persen (yoy).

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Press Release

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

4 Fakta Kinerja APBN Oktober 2024: Penerimaan Negara, Ekonomi, dan Peran Bea Cukai

Link berhasil disalin!