Rabu, 04 SEPTEMBER 2024 • 16:37 WIB

Dari Vatikan ke Indonesia: Sejarah Panjang Kunjungan Paus dan Maknanya dalam Refleksi Keberagaman

Author

Presiden Joko Widodo bersama Pemimpin Takhta Suci Vatikan Sri Paus Fransiskusi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024).

INDOZONE.ID - Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam rangka perjalanan apostolik di sejumlah negara Asia dan Pasifik. Paus Fransiskus sudah tiba di Tanah Air sejak Selasa (3/9/2024) dan akan menjalani sejumlah agenda hingga Jumat (6/9/2024).

Kedatangan Paus Fransiskus sebagai pemimpin umat Katolik dunia ke Indonesia merupakan peristiwa yang penuh makna.

Selain mencerminkan hubungan diplomatik antara Vatikan dan Indonesia, namun juga memperkuat pesan persatuan dalam keberagaman.

Apalagi kita tahu Indonesia merupakan negara dengan populasi agama Islam nomor dua terbesar di dunia. Di mana di dalamnya penuh keberagaman seperti agama, suku hingga ras.

Baca Juga: 5 Makna Kunjungan Paus Fransiskus ke Asia Pasifik, Termasuk Indonesia

Meski begitu, keberagaman Indonesia diikat dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika," yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu." 

Paus Fransiskus bukan satu-satunya pemimpin umat Katolik dunia yang pernah datang ke Indonesia. Sebelum beliau, Indonesia sudah pernah kedatangan dua Paus sebelumnya, yakni Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989.

Dalam artikel kali ini, Indozone akan membahas sejarah panjang kedatangan Paus ke Indonesia serta maknanya bagi keberagaman Indonesia.

Kunjungan Paus Paulus VI pada Tahun 1970

Kunjungan Paus Paulus VI ke Indonesia pada 1970.

Sejarah kunjungan Paus ke Indonesia dimulai pada tahun 1970 ketika Paus Paulus VI melakukan perjalanan apostolik ke Asia, termasuk Indonesia. Kunjungan ini menjadi momen bersejarah karena merupakan pertama kalinya seorang Paus mengunjungi Indonesia.

Dengan membawa Misi Perdamaian dan Dialog Antaragama, Indonesia dinilai sebagai negara yang tepat bagi Paus untuk menyampaikan pesan perdamaian, persatuan, dan kerukunan.

Kala itu, Paus Paulus VI disambut dengan hangat oleh pemerintah Indonesia dan masyarakat, yang menunjukkan keramahan dan toleransi antar umat beragama.

Dalam pidatonya, Paus Paulus VI menekankan pentingnya menghargai perbedaan dan bekerja sama untuk kebaikan bersama, sebuah pesan yang sangat relevan dengan konteks keberagaman Indonesia.

Kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada Tahun 1989

Paus Yohanes Paulus II berfoto bersama Gusdur dan istri.

Hampir dua dekade kemudian tepatnya pada tahun 1989, Paus Yohanes Paulus II melakukan kunjungan bersejarah ke Indonesia, menjadi Paus kedua yang mengunjungi negara ini setelah Paus Paulus VI.

Kunjungan ini merupakan bagian dari misi globalnya untuk mempromosikan perdamaian, dialog antaragama, dan solidaritas di seluruh dunia.

Kedatangan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia memiliki arti yang sangat penting dalam memperkuat hubungan antara Vatikan dan Indonesia, serta dalam memperkuat semangat kerukunan di tengah keberagaman agama, suku, dan ras yang menjadi ciri khas Indonesia.

Selama kunjungannya, Paus Yohanes Paulus II bertemu dengan umat Katolik di berbagai daerah dan juga bertemu dengan pemimpin-pemimpin agama lain, menunjukkan penghargaan terhadap keberagaman yang ada di Indonesia.

Selama di Indonesia, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi beberapa kota termasuk Jakarta, Yogyakarta, dan Maumere di Nusa Tenggara Timur.

Kunjungan ini memiliki dampak yang mendalam bagi umat Katolik di Indonesia, yang merasa lebih diakui dan didukung oleh pemimpin tertinggi gereja mereka. Selain itu, kunjungan Paus juga memperkuat hubungan antara Vatikan dan Indonesia, serta memperluas dialog antara Katolik dan komunitas agama lain di negara ini.

Kunjungan Paus Fransiskus pada Tahun 2024

Presiden Joko Widodo bersama Pemimpin Takhta Suci Vatikan Sri Paus Fransiskusi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Di tahun ini, Indonesia kembali didatangi pemimpin tertinggi umat Katolik yakni Paus Fransiskus. Paus bersama rombongan tiba di Tanah Air pada Selasa (3/9/2024) menggunakan pesawat komersil ITA Airways Z400 berwarna biru.

Kunjungan ketiga kali Paus ini diharapkan membawa pesan yang serupa dengan kunjungan-kunjungan sebelumnya, yakni tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman dan dialog antaragama.

Paus Fransiskus dikenal sebagai seorang pemimpin yang peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Dalam konteks Indonesia, yang kaya akan keberagaman budaya dan agama, kunjungan Paus Fransiskus akan menjadi momen penting untuk menggarisbawahi komitmen gereja terhadap perdamaian, keadilan, dan keberlanjutan.

Selain dikenal sebagai pemimpin yang peduli isu-isu sosial, Paus Fransiskus juga terkenal dengan kesederhanaannya. Hal itu dibuktikan dengan kunjungannya ke Indonesia menggunakan pesawat komersil.

Paus Fransiskus juga menolak mobil mewah, beliau lebih memilih naik mobil Kijang Innova Zenix Hybrid saat menelusuri jalanan kota Jakarta untuk menyapa warga sebelum akhirnya menuju Kedutaan Besar Vatikan tempatnya menginap.

Makna Kedatangan Paus ke Indonesia

Kedatangan Paus ke Indonesia memiliki makna yang mendalam, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia.

Dalam sebuah negara yang terdiri dari berbagai agama, suku, dan ras, kunjungan seorang Paus menjadi simbol dari toleransi dan persatuan.

Kehadiran Paus mengingatkan akan pentingnya menghormati perbedaan dan bekerja sama demi kebaikan bersama.

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menilai kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia punya pesan kuat akan pentingnya menghormati perbedaan.

"Kunjungan ini memiliki pesan yang sangat kuat tentang arti pentingnya merayakan perbedaan," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada pertemuan Paus Fransiskus bersama Korps Diplomatik dan wakil masyarakat di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Sebagai pemimpin spiritual bagi jutaan orang di seluruh dunia, Paus membawa pesan universal tentang cinta, damai, dan solidaritas.

Kunjungan Paus juga menjadi pengingat bahwa dialog antaragama adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang adil dan damai.

Di sisi lain, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menyatakan bahwa kunjungan Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia dan Kepala Negara Vatikan, menjadi bukti bahwa Indonesia telah menjaga dan merawat kebhinnekaan dengan baik.

Baca Juga: Bentuk Toleransi, MUI, Muhammadiyah dan NU Sepakat Adzan Maghrib TV Diganti Running Text saat Misa Akbar

"Tentu kita berterima kasih, Paus mau mengunjungi negeri kami yang tercinta ini dan itu juga sekaligus membuktikan bahwa negara kita ini adalah negara yang betul-betul Bhinneka Tunggal Ika. Memang kita berbeda, tetapi tetap prinsip yang sama sebagai sesama NKRI," ujar Nasaruddin Umar di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/9/2024).

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Antara, Analisis Redaksi