Rabu, 07 AGUSTUS 2024 • 10:24 WIB

Jakarta Darurat PHK! Ribuan Warga Kini Berstatus Pengangguran, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Author

Ilustrasi PHK.

INDOZONE.ID - Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terus terjadi di sejumlah provinsi Indonesia. Laporan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat, jumlah pekerja yang terkena PHK periode Januari-Juni 2024 mencapai 32.064 orang.

Angka tersebut naik 21,4% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 26.400 orang. Dari angka tersebut diketahui jika Jakarta dan Bangka Belitung menjadi dua provinsi penyumbang kasus PHK terbesar di Indonesia.

Di Jakarta sendiri, pekerja yang terdampak PHK pada Januari-Juni 2024 mencapai 7.469 orang. Jumlah itu naik 6.786 orang atau 994% atau hampir 1.000% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Sebanyak 32.064 Orang Terkena PHK Terbanyak di Jakarta

Sementara Bangka Belitung juga tak ketinggalan dengan Jakarta. Jumlah PHK di provinsi yang dijuluki Bumi Serumpun Sebalai itu mencapai 1.527 orang atau melonjak 3.918% atau hampir 4.000% pada periode yang sama tahun lalu, yakni hanya 38 orang.

Lonjakan kasus PHK dalam skala besar juga terjadi di Banten, dengan jumlah mencapai 994 orang, atau naik sebesar 19,33%. Berdasarkan jumlah kasus PHK, lima provinsi dengan peningkatan tertinggi adalah Jakarta (6.786 orang), Bangka Belitung (1.489 orang), Banten (994 orang), Riau (539 orang), dan Sumatera Utara (465 orang).

Dari segi persentase, provinsi yang mencatat peningkatan PHK terbesar adalah Bangka Belitung dengan lonjakan 3.918%, diikuti Aceh (1.745%), Jakarta (994%), Sumatera Utara (628%), dan Sulawesi Tenggara (210%).

Berikut ini 10 provinsi dengan PHK terbanyak periode Januari-Juni 2024 yang dikutip dari laman Satu Data Kemnaker:

Perbandingan jumlah pekerja ter-PHK Juni 2023 vs Juni 2024

3 Alasan Umum PHK Terjadi

Besarnya gelombang PHK yang terjadi membuat kita bertanya-tanya, apa sebenarnya faktor yang memengaruhi perusahaan memangkas jumlah karyawannya?

Nah dilansir dari Forbes, ada 3 alasan umum perusahaan melakukan PHK. Apa saja? Simak di bawah ini!

1. Masalah Keuangan

Ilustrasi keuangan.

Masalah keuangan sering kali menjadi alasan utama terjadinya PHK. Jika kinerja keuangan perusahaan tidak baik, solusi jangka pendek yang sederhana adalah menghemat biaya gaji dan tunjangan dengan mengurangi jumlah karyawan.

Langkah ini merupakan solusi terbaik bagi perusahaan yang sedang krisis keuangan. Pemangkasan karyawan akan mengurangi biaya dan dapat menyalurkan dana ke area bisnis lain yang lebih membutuhkan.

Namun, ada beberapa dampak jangka panjang dari solusi pemotongan biaya ini. Dampak tersebut meliputi penurunan moral dan stabilitas karyawan, serta jumlah pekerjaan yang mungkin tidak terselesaikan akibat berkurangnya talenta.

2. Tekanan Investor

Ilustrasi investor.

Tekanan investor bisa jadi penyebab terjadinya PHK. Meski keuangan perusahaan tidak terlalu terguncang, tapi dorongan investor bisa mendorong PHK.

Investor punya kekuatan untuk meminta perusahaan memotong persentase tertentu dari tenaga kerja atau mengurangi jumlah posisi penuh waktu, demi mencapai target keuangan yang telah ditentukan.

Dalam situasi seperti ini, perusahaan sering kali terpaksa melaksanakan keputusan tersebut, meskipun flow kerja akan terganggu.

3. Penilaian Kinerja Karyawan

Ilustrasi penilaian kinerja karyawan.

Kadang-kadang, perusahaan ingin memecat karyawan yang kinerjanya rendah atau yang tidak sesuai dengan budaya kerja.

PHK mungkin lebih mudah dilakukan daripada menyusun rencana perbaikan kinerja atau menunggu karyawan mengundurkan diri. Beberapa peran mungkin dihapus karena alasan ini, atau bahkan seluruh departemen.

Perubahan pada strategi departemen dan tenaga kerja juga menjadi alasan lain mengapa PHK terjadi. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin tidak lagi membutuhkan divisi teknik tertentu setelah strategi organisasi baru diterapkan.

Perusahaan lain mungkin menyadari bahwa mereka terlalu banyak merekrut selama pandemi dan tidak benar-benar membutuhkan peran yang mereka rekrut.

Kata Heru soal Ledakan PHK di Jakarta

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. (INDOZONE/Febyora Dwi Rahmayani)

Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menegaskan bahwa tingginya angka pengangguran di Jakarta tidak sepenuhnya disebabkan oleh warganya sendiri.

Ia menjelaskan bahwa sebagian dari mereka yang terdata sebagai pengangguran di Jakarta adalah pendatang yang tinggal bersama keluarga atau kerabat dengan jaminan lainnya sesuai aturan kependudukan.

"Berdasarkan data memang PHK tinggi. Tetapi data itu juga memperlihatkan mereka yang kehilangan pekerjaan tidak murni warga Jakarta atau warga yang sudah lama tinggal," kata Heru dilansir Antara, Rabu (7/8/2024).

Heru juga menambahkan bahwa banyak dari pendatang tersebut belum mendapatkan pekerjaan sehingga mereka tercatat dalam data pengangguran dan kasus PHK di Jakarta.

Sebagai langkah penanganan, Heru menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memberikan fasilitas pelatihan kerja bagi warga yang terdampak PHK.

Langkah ini diharapkan dapat membantu mereka kembali ke dunia kerja dan mengurangi angka pengangguran di Ibu Kota.

“Iya kami fasilitasi (korban PHK)," kata Heru.

Dampak PHK Secara Luas

Ilustrasi PHK.

Meskipun PHK mungkin diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dalam jangka waktu yang tidak pasti, tapi tindakan tersebut dapat membawa konsekuensi yang luas bagi karyawan dan ekonomi secara keseluruhan.

Tulisan ini akan membahas dampak dari PHK perusahaan terhadap karyawan yang terdampak. Simak selengkapnya!

1. Dampak Terhadap Karyawan

Dampak yang paling jelas dari PHK adalah terhadap karyawan yang terkena dampaknya. Kehilangan pekerjaan bisa menjadi pengalaman yang menghancurkan, baik secara finansial maupun emosional.

Selain kehilangan pendapatan, karyawan yang di-PHK mungkin juga menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan baru, terutama jika mereka memiliki keterampilan atau pengalaman yang sangat spesifik. Hal ini dapat menyebabkan pengangguran jangka panjang dan bahkan kemiskinan bagi sebagian pekerja.

2. Dampak Terhadap Ekonomi Lebih Luas

Selain dampaknya terhadap karyawan, PHK juga dapat memiliki efek domino pada ekonomi yang lebih luas.

Ketika sejumlah besar orang kehilangan pekerjaan, hal ini dapat menyebabkan penurunan pengeluaran konsumen, yang pada gilirannya dapat berdampak pada bisnis yang bergantung pada pengeluaran konsumen.

PHK juga dapat menyebabkan penurunan pendapatan pajak, karena lebih sedikit orang yang bekerja dan membayar pajak.

Baca Juga: Dampak Boikot, Starbucks di Timur Tengah akan PHK Lebih dari 2.000 Karyawan

3. Dampak Terhadap Moral Perusahaan

PHK juga dapat berdampak pada moral karyawan yang masih bertahan. Ketika karyawan melihat rekan-rekannya di-PHK, hal ini dapat menimbulkan perasaan ketidakpastian dan kecemasan.

Ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan keterlibatan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Analisis Redaksi