Viral dokter koas Unsri dianiaya karena jadwal piket malam.
INDOZONE.ID - Media sosial tengah dihebohkan oleh video viral yang memperlihatkan penganiayaan yang dilakukan seorang pria berinisial DT terhadap dokter koas Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatera Selatan, bernama Luthfi.
Kasus itu ramai menjadi sorotan publik di media sosial, hingga trending di X/Twitter.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kasus tersebut, simak kronologi, motif hingga dalang dalam kasus tersebut berikut ini.
Dalam video tersebut, terlihat DT yang saat itu mengenakan kaos berwarna merah memukul Luthfi yang masih memakai seragam, berkali-kali di sebuah toko kue di Kota Palembang, Sumsel.
Tampak orang-orang yang berada di lokasi kejadian berusaha untuk melerai pertikaian tersebut, namun DT terus-terusan memukuli Luthfi.
Akibat kejadian tersebut, Luthfi mengalami luka lebam di bagian wajahnya, hingga harus menjalani perawatan di RS Bhayangkara.
Luthfi juga diketahui telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.
Viral dokter koas Unsri dianiaya karena jadwal piket malam
Berdasarkan keterangan dari supervisor toko kue, Romi Maulana, kejadian itu berawal saat DT dan Luthfi bertemu di toko kue yang berada di kawasan Jalan Demang Lebar Daun, Kota Palembang, Sumsel.
Romi menyebut, awalnya kedua pria itu duduk dan saling berbincang. Luthfi datang bersama rekan koasnya, sedangkan DT juga datang bersama seorang wanita.
Namun, ntah kenapa tiba-tiba DT dan Luthfi ribut hingga berujung perkelahian. DT melemparkan pukulan ke wajah Luthfi berkali-kali.
Romi melanjutkan, setelah perkelahian keduanya pergi meninggalkan toko kue. Tidak ada kerusakan barang toko dalam kejadian tersebut.
Motif penganiayaan dokter koas Unsri
Dugaan awal terkait motif penganiayaan tersebut adalah karena jadwal jaga untuk akhir tahun.
Kasus itu bermula dari seorang dokter koas bernama Lady Aurellia Pramesti, anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) merasa tidak adil dengan jadwal piket malam yang telah dibuat dan disepakati oleh Luthfi, selaku Ketua stase anak di RS Siti Fatimah Palembang.
Berdasarkan informasi yang beredar, Lady tidak terima dan enggan menjalani jadwal piket tersebut, hingga akhirnya melaporkan hal itu ke orang tuanya.
Karena hal tersebut, Luthfi diminta bertemu dengan ibunya Lady di tempat yang sudah ditentukan, yakni toko kue.
Luthfi datang ditemani dua rekan koasnya, sedangkan ibu Lady datang bersama sopir pribadi (DT).
Awalnya pertemuan itu berjalan lancar. Tapi, keadaan berubah ketika Luthfi dianggap tidak merespon pernyataan ibunya Lady, hingga membuat DT emosi dan memukul Luthfi.
Diketahui bahwa DT, pria berkaos merah dalam video yang viral adalah sopir pribadi keluarga Lady Aurellia Pramesti.
Nama Lady Aurellia Pramesti pun langsung ramai dicari netizen di media sosial. Berdasarkan informasi yang beredar, Lady Aurellia Pramesti disebut merupakan anak dari pejabat pemerintahan hingga tokoh terkenal.
Dikutip dari akun media sosial X @thmospher, Lady Aurellia Pramesti disebut merupakan anak dari Dedy Mandarsyah dan Sri Meilina.
Seperti yang diketahui, Dedy Mandarsyah merupakan Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat.
Sedangkan, ibu kandung Lady bernama Sri Meilina merupakan pebisnis sekaligus designer batik terkenal di Palembang.
Lady Aurellie Pramesti, diduga dalang dari penganiayaan dokter koas Unsri
Baca Juga: Polisi Tahan 8 Tersangka Penganiayaan Bocah Dituduh Maling di Boyolali, Termasuk Ketua RT
Sementara itu, pihak dekan Unsri Dr Syarif Husin menyampaikan bahwa dirinya merasa prihatin dengan insiden yang melibatkan anak didiknya.
Syarif mengatakan, pihak kampus telah membuat tim investigasi internal yang bertugas mengumpulkan informasi dan menyelidiki duduk perkara kasus tersebut.
"Kami menyatakan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya insiden pemukulan, yang dialami oleh salah satu mahasiswa kami. Tindakan kekerasan seperti ini jelas tidak dibenarkan, dan kami mengecam dengan tegas tindakan kekerasan di lingkungan kampus," kata Dr Syarif Husin melalui pesan suara yang diterima awak media, Jumat (13/12/2024).
"Kami telah membentuk tim investigasi internal yang saat ini sedang bertugas dan bekerja untuk mengumpulkan data-data secara kronologi yang semestinya ada," sambungnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: X/@kgblgnunfaedh, X/@satria_gigin