Kategori Berita
Media Network
Kamis, 13 MARET 2025 • 08:35 WIB

Rodrigo Duterte Ditahan ICC atas Tuduhan Pembunuhan dalam Perang Melawan Narkoba

Di Den Haag, sekitar 20 orang berkumpul di luar kantor ICC untuk menyuarakan tuntutan keadilan bagi para korban perang narkoba di Filipina.

Mereka membawa spanduk bertuliskan "Kami menuntut keadilan dan pertanggungjawaban, Rodrigo Duterte adalah penjahat perang". Beberapa demonstran bahkan membawa topeng besar bergambar wajah Duterte sebagai vampir.

Salah satu pengunjuk rasa, Menandro Abanes, menyatakan bahwa penangkapan ini adalah kemenangan besar bagi rakyat Filipina.

"Ini adalah momen bersejarah bagi kita. ICC akhirnya bertindak untuk mengakhiri impunitas," ujarnya.

Namun, tidak semua orang menyambut baik penangkapan ini. Sejumlah pendukung Duterte juga berkumpul di depan pengadilan dengan nada protes.

"Mereka menyerahkan pemimpin kita ke orang asing. Mereka telah mempermalukan negara kita," ujar salah satu pendukungnya, Janet Suliman.

Harapan Keadilan bagi Keluarga Korban

Rodrigo Duterte. (photo/REUTERS/Eloisa Lopez)

Bagi keluarga korban perang narkoba di Filipina, penangkapan ini menjadi titik terang dalam perjuangan panjang mereka untuk mendapatkan keadilan.

Selama masa pemerintahan Duterte, pemerintah Filipina mencatat sekitar 6.200 tersangka tewas dalam operasi anti-narkoba. Namun, kelompok HAM mengklaim jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi, dengan ribuan korban lainnya tewas dalam eksekusi misterius.

"Dia masih beruntung bisa menjalani proses hukum, berbeda dengan para korban yang ditembak mati tanpa proses pengadilan,” kata Mary-Grace Labasan, seorang aktivis HAM yang turut berunjuk rasa di Den Haag.

Baca Juga: Fakta-fakta Penangkapan Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Buntut Perang Berdarah Lawan Narkoba

Momen Penting bagi ICC

International Criminal Court (ICC) di Den Haag, Belanda. (hrw.org)

Penangkapan dan penahanan Duterte dianggap sebagai tonggak penting bagi ICC, yang selama ini kerap mendapat kritik dan tekanan politik dari negara-negara besar.

"Ini adalah kesempatan bagi ICC untuk membuktikan bahwa mereka dapat menangani kasus besar dan melakukan penangkapan,” ujar Iva Vukusic, asisten profesor sejarah internasional di Universitas Utrecht.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Rodrigo Duterte Ditahan ICC atas Tuduhan Pembunuhan dalam Perang Melawan Narkoba

Link berhasil disalin!