INDOZONE.ID - Seorang anggota parlemen negara bagian AS dan suaminya tewas ditembak di rumah mereka oleh pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi.
Pelaku diduga punya motif politik dan meninggalkan daftar target berisi puluhan nama pejabat, termasuk tokoh Demokrat ternama. FBI kini memburu pelaku.
Dikutip Reuters, Minggu (15/6/2025), penembakan terjadi di Brooklyn Park, pinggiran Minneapolis, pada Sabtu, 14 Juni 2025 dini hari waktu setempat.
Melissa Hortman, anggota DPR Minnesota dari Partai Demokrat, dan suaminya, Mark, ditemukan tewas di rumah mereka.
Pelaku disebut-sebut menyamar sebagai polisi sebelum melancarkan serangan brutal itu.
Polisi mengidentifikasi tersangka sebagai Vance Luther Boelter, pria 57 tahun yang juga diduga menembak senator negara bagian John Hoffman dan istrinya di lokasi berbeda.
Keduanya selamat namun harus menjalani operasi.
Baca juga: Pemerintahan Trump Ancam Cabut Akreditasi Columbia University
Menurut Gubernur Minnesota Tim Walz, kasus ini adalah tindakan kekerasan politik yang disengaja.
"Kita tidak menyelesaikan perbedaan dengan kekerasan atau dengan todongan senjata," ujarnya.
Presiden AS Donald Trump angkat suara atas tragedi penembakan tersebut. Dia menegaskan tak akan mentoleransi tindakan kejam warganya itu.
"Semoga Tuhan memberkati orang-orang hebat di Minnesota," ujarnya.
Baca juga: Elon Musk Menyesal Pernah Unggah Konten tentang Donald Trump
Vance Boelter, pelaku penembakan anggota DPR AS (FBI/Reuters)
Usai penembakan, pelaku kabur meninggalkan kendaraan mirip SUV polisi.
Di dalam mobil, polisi menemukan senjata, dan daftar target berisi sekitar 70 nama.
Nama-nama itu termasuk penyedia layanan aborsi serta politisi dari Minnesota dan negara bagian lain.
Boelter juga menembaki petugas polisi yang datang ke rumah Hortman, sebelum melarikan diri dengan berjalan kaki.
Sampai saat ini, FBI menyebutnya “bersenjata dan sangat berbahaya.”
Boelter memiliki latar belakang yang cukup rumit.
Ia dikenal aktif di lingkungan pelayanan evangelis dan sempat mengklaim dirinya ahli keamanan dengan pengalaman di Gaza dan Afrika.
Dirinya juga pernah diangkat ke Dewan Pengembangan Tenaga Kerja Minnesota pada 2016.
Menurut salah satu temannya, David Carlson, Boelter sempat mengirim pesan teks sebelum penembakan.
"Dia mengatakan dia mungkin akan segera meninggal," katanya.
Carlson pun langsung menghubungi polisi.
FBI kini mempublikasikan foto-foto Boelter yang mengenakan seragam polisi dan topeng.
Hadiah hingga USD50.000 ditawarkan untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.
Boelter diyakini masih berada di wilayah Minneapolis, dan polisi telah meningkatkan keamanan di rumah para tokoh politik yang disebut dalam daftar targetnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters