INDOZONE.ID - Insiden militer Korea Selatan yang mengejutkan terjadi ketika Angkatan Udara secara tidak sengaja menjatuhkan bom di sebuah desa, menyebabkan kerusakan parah pada rumah-rumah warga serta melukai puluhan orang. Akibat kelalaian ini, dua perwira tinggi yang terlibat langsung dalam insiden tersebut telah dipecat.
Dua perwira yang dipecat, seorang kolonel dan letnan kolonel, dianggap gagal menjalankan tugas mereka dengan baik. Berdasarkan hasil investigasi internal, mereka lalai dalam menerapkan protokol keselamatan serta pengawasan yang ketat.
Angkatan Udara Korea Selatan menyebut kesalahan ini sebagai "pelanggaran tugas yang serius" akibat lemahnya pengelolaan komando. Keputusan untuk memecat komandan ini menjadi sorotan, karena dianggap sebagai langkah tegas dalam menangani kesalahan fatal di bidang militer.
Baca Juga: Jet Tempur Korea Selatan Salah Menjatuhkan 8 Bom Saat Latihan, 15 Orang Terluka
Peristiwa tragis ini terjadi pada 6 Maret sekitar pukul 10 pagi waktu setempat di Pocheon, sebuah desa yang terletak dekat dengan zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Selatan dan Korea Utara.
Dalam latihan militer bersama dengan Amerika Serikat, dua jet tempur Korea Selatan secara tidak sengaja menjatuhkan delapan bom Mark 82 seberat 500 pon (227 kg) di area permukiman padat penduduk.
Akibat pemboman desa sipil Korea Selatan ini, 29 warga mengalami luka-luka, dengan empat di antaranya dalam kondisi kritis. Selain itu, kerusakan signifikan juga terjadi pada infrastruktur desa.
Berdasarkan hasil investigasi awal, penyebab utama insiden ini adalah kesalahan pilot pertama dalam memasukkan koordinat sasaran.
Ia juga melewati satu tahap verifikasi akibat kesalahan cetak pada dokumen navigasi. Lebih buruknya lagi, pilot tersebut dilaporkan secara keliru menyatakan bahwa ia telah melakukan konfirmasi visual terhadap target serangan.
Sementara itu, pilot kedua yang sebenarnya telah menggunakan koordinat yang benar tetap mengikuti pergerakan pilot pertama, sesuai dengan prosedur serangan simultan dalam latihan tempur tersebut.
Baca Juga: AS, Korea Selatan, dan Jepang Bersatu Hadapi Ancaman Nuklir Korea Utara
Kesalahan ini memperparah dampak pemboman desa sipil, menyebabkan banyak korban dan kerusakan besar.
Angkatan Udara Korea Selatan kini tengah mengevaluasi kembali kelayakan dua pilot yang terlibat dalam insiden ini untuk menentukan apakah mereka masih layak mengoperasikan pesawat tempur.
Selain itu, seluruh latihan tembak langsung juga telah ditangguhkan hingga penyelidikan tuntas dilakukan. Insiden militer Korea Selatan ini menjadi pelajaran penting bagi sistem pertahanan negara.
Pada 10 Maret, Kepala Staf Angkatan Udara Korea Selatan, Lee Young Su, secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat.
Ia mengakui kegagalannya dalam melindungi warga sipil dan berjanji akan mengambil langkah-langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Selain itu, ia juga memastikan bahwa para korban akan mendapatkan kompensasi serta dukungan yang layak atas kerugian yang mereka alami akibat salah bombardir desa sipil ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Koreaboo.com