INDOZONE.ID - Donald Trump akan kembali menduduki Gedung Putih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Dunia kini menanti langkah yang akan diambil Trump terkait konflik di Ukraina.
Apakah ia akan tetap mendukung pertahanan Kiev atau memilih pendekatan negosiasi dengan Rusia?
Trump sebelumnya mengisyaratkan kesediaannya untuk berbicara dengan Rusia.
Saat konferensi pers, ia menyatakan pemahaman terhadap kekhawatiran Moskow soal ekspansi NATO di perbatasan baratnya.
Pendekatan ini menimbulkan harapan di pihak Rusia bahwa Trump dapat membantu mempercepat akhir konflik.
Baca Juga: Paslon Diduga Dibantu Rusia, Puluhan Ribu Warga Rumania Demo Desak Pilpres Tetap Digelar
Namun, tidak semua pihak di Kremlin optimis. Pengalaman masa jabatan pertama Trump menunjukkan sikap yang tidak sepenuhnya ramah terhadap Rusia.
Kala itu, ia justru menjatuhkan sanksi tambahan dan mengirimkan senjata ke Ukraina.
Donald Trump sebut akan jadikan Timur Tengah "neraka" sehari sebelum kebakaran terjadi.
Tatiana Stanovaya, pendiri firma konsultan R.Politik, menjelaskan bahwa suasana di Kremlin kini lebih tenang.
“Tidak ada euforia yang sama seperti saat terakhir kali Trump menang pemilu dan gelas sampanye diangkat,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Menurut Stanovaya, Kremlin bersiap menghadapi segala kemungkinan, baik eskalasi konflik maupun peluang perdamaian.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera