Poster yang diunggah oleh pemerintah Israel menunjukkan seorang bayi yang tak berdaya berhadapan dengan pria bersenjata, dengan teks "Where were your eyes on October 7?" Poster ini bertujuan untuk mengingatkan dunia akan serangan brutal yang dilakukan oleh Hamas, mencoba mengalihkan perhatian dari kritik terhadap operasi militer Israel di Gaza.
Baca Juga: Serangan Israel di Rafah Tuai Kecaman, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza Dibombardir
Perang tagar ini mencerminkan betapa media sosial telah menjadi medan pertempuran baru dalam konflik Israel-Palestina.
Dengan kedua belah pihak menggunakan platform digital untuk menyebarkan narasi mereka, publik internasional dibombardir dengan berbagai perspektif yang bertentangan. Dukungan dan kritik datang dari berbagai penjuru dunia, memperkuat polarisasi opini terhadap konflik ini.
Banyak organisasi hak asasi manusia dan negara-negara di seluruh dunia yang mengecam tindakan kekerasan dari kedua belah pihak.
Namun, serangan terhadap warga sipil, terutama di Rafah, menimbulkan kemarahan dan simpati yang mendalam terhadap Palestina.
Baca Juga: Kontroversi AS Percayakan Israel Selidiki Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza
Bikin Geram! Israel Ikutan Buat Tagar untuk Tandingi
Kampanye tagar "Where were your eyes on October 7?" yang diluncurkan oleh pemerintah Israel merupakan respons langsung terhadap dukungan global untuk Palestina yang diwujudkan dalam tagar "All Eyes on Rafah".
Sementara tagar tersebut mengingatkan dunia akan serangan Hamas yang mematikan, banyak yang merasa bahwa itu adalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari penderitaan yang sedang dialami oleh warga Gaza akibat operasi militer Israel.
Situasi ini menggambarkan betapa kompleksnya konflik Israel-Palestina dan bagaimana setiap pihak menggunakan segala cara, termasuk media sosial, untuk memenangkan dukungan dan membentuk opini publik.
Dalam konflik yang telah berlangsung lama ini, korban terbesar tetaplah warga sipil yang tak berdosa, yang terus menjadi sasaran dalam perebutan kekuasaan dan wilayah di Timur Tengah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: AFP