Gerakan Global March To Gaza di Perbatasan Rafah (X/@globalmarchgaza)
INDOZONE.ID - Global March to Gaza merupakan gerakan kepedulian dari seluruh dunia yang berkumpul dalam satu barisan menuju perbatasan Rafah untuk menekan para pemimpin dunia agar segera menghentikan kejahatan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Belasan ribu orang berkumpul di perbatasan Rafah. Tidak ada eksklusivitas dalam gerakan Global March to Gaza; semua pihak bergabung, mulai dari komunitas Muslim, buruh, pemuda, perempuan, hingga lintas agama seperti Kristen dan Yahudi. Mereka kompak berkumpul di Kairo untuk bergerak menuju perbatasan Rafah dan Jalur Gaza.
Indonesia juga ikut ambil bagian dalam gerakan ini. Tercatat sepuluh warga negara Indonesia berangkat ke Rafah, termasuk beberapa publik figur seperti Zaskia Adya Mecca, Ratna Galih, Indadari Mindrayanti, Wanda Hamidah, dan enam peserta lainnya.
Selain mendesak para pemimpin dunia untuk bertindak terhadap Israel, gerakan Global March to Gaza juga menyerukan dibukanya perbatasan Rafah agar bantuan kemanusiaan, seperti air bersih, makanan, dan obat-obatan dapat disalurkan sepenuhnya kepada para korban genosida di Gaza.
Baca juga: 4 Fakta Kapal Bantuan ke Gaza yang Ditumpangi Greta Thunberg Dicegat Israel
Jurnalis setempat, Ghaya Ben Marek, mengungkapkan adanya luapan keberanian dan kemarahan dari massa yang bergerak menuju Rafah.
Ben Marek, sebagai jurnalis, merasa dirinya harus berada di sisi yang benar bersama gerakan Global March to Gaza.
“Berada di sisi yang benar berdasarkan sejarah adalah dengan menghentikan kejahatan genosida dan mencegah orang-orang mati kelaparan,” tegasnya.
Setelah seluruh massa dari berbagai negara berkumpul di Kairo, mereka secara serentak akan menuju El Arish di Semenanjung Sinai, Mesir, dan melakukan aksi selama tiga hari menuju perbatasan Rafah dan Gaza.
Solidaritas Global March To Gaza di Jakarta (X/@sulkycatz)
Para peserta Global March to Gaza tetap melanjutkan perjalanan ke perbatasan Rafah meskipun belum memperoleh izin resmi dari pemerintah Mesir.
Apabila berhasil menembus perbatasan Rafah, para peserta berisiko berhadapan langsung dengan tentara Israel.
Namun, para aktivis dari seluruh dunia menyatakan bahwa mereka akan terus mencoba berbagai cara, salah satunya melalui Global March to Gaza, karena diam berarti membiarkan Israel terus melanjutkan genosida terhadap Palestina hingga seluruh warga Palestina terbunuh atau dihapus secara etnis dan sejarah.
“Pesan yang ingin disampaikan orang-orang di sini ke dunia adalah bahwa, bahkan jika kalian menghentikan kami melalui laut atau udara, maka kami akan datang ribuan melalui darat,” jelas jurnalis Tunisia, Ben Mbarek.
Baca juga: 3 Fakta PBB Peringatkan Seluruh Gaza Terancam Kelaparan
Ben Mbarek juga menambahkan bahwa dirinya akan melakukan apa pun demi mengakhiri genosida Israel terhadap Palestina.
“Kami rela melintasi gurun demi menghentikan kematian akibat kelaparan,” tegasnya.
Kontrol penuh Israel terhadap Jalur Gaza menyebabkan warga Palestina kelaparan dan terbunuh, namun ironisnya, hingga kini belum ada kecaman nyata dari para pemimpin dunia Barat, yang seringkali dianggap sebagai pusat peradaban dunia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera