"Untuk rumah yang tidak ada jendelanya, hanya tersisa tembok berlubang, juga kaca jendela pecah, itu memang di luar nalar kita (dijebol) pakai kepala," kata Sunaryo.
"Kita juga heran kok, apalagi tahu kalau pakai kepalanya (korban) sendiri. Bekas luka itu tidak ada," imbuhnya.
Korban juga dikenal difabel, menurutnya, selain karena kondisi keterbelakangan mental, juga kondisi kekurangan pada fisiknya.
"Korban itu disebut difabel, sebenarnya normal dengan seluruh bagian tubuh lengkap. Tapi memang susah jalan, bicara tidak bisa, makan sendiri juga tidak bisa," katanya.
"Untuk makan selalu disuapin, setiap hari dirawat sama keluarganya sewajarnya. Tapi memang tinggal di sini, karena ya itu suka ngamuk (difabel keterbelakangan mental). Sekarang yang merawat bibinya," tuntasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung