Jumat, 13 SEPTEMBER 2024 • 16:54 WIB

Isu Pemain Naturalisasi Punya 2 Paspor, Agenda Lain Memecah Kesatuan Timnas Indonesia?

Author

Pesepak bola Timnas Indonesia berfoto sebelum melawan Timnas Australia dalam pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024).

INDOZONE.ID - Prestasi Timnas Indonesia memang sedang menjadi sorotan belakangan ini. Yang mana awalnya kerap kesulitan bersaing dengan sesama negara Asia Tenggara, kini Timnas Indonesia justru lebih sering menghadapi tim-tim kuat Asia macam Jepang, Irak, Arab Saudi, hingga Australia.

Peningkatan prestasi Timnas Indonesia dalam kurun 2 tahun terakhir memang tak lepas dari program naturalisasi yang digencarkan oleh PSSI, terutama di bawah kepemimpinan Erick Thohir selaku orang nomor satu di induk sepak bola Tanah Air.

Sejauh ini sudah ada 11 pemain keturunan yang sudah resmi membela Timnas Indonesia senior, yakni: Marteen Paes, Jay Idzes, Calvin Verdonk, Shayne Pattynama, Elkan Baggott, Justin Hubner, Nathan Tjon-a-on, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Sandy Walsh, dan Rafael Struick.

Namun di balik kesuksesan Timnas Indonesia, ada beberapa pihak yang tidak suka. Mulai dari muncul istilah 'Local Pride' sampai penolakan terhadap program naturalisasi para pemain keturunan yang hingga kini masih dijalani oleh PSSI oleh beberapa pihak.

Baca Juga: Balada Lagu Sedih Lintas Generasi: Dinikmati Responsif Oleh Gen Z, Dilarang di Era Gen X

Kritikan Program Naturalisasi oleh Eks Dubes Polandia

Salah satu kritikan terhadap program naturalisasi muncul dari mantan kedubes Polandia, yakni Peter Gontha. Dalam postingan di akun Instagram-nya, @petergontha, ia mengaku malu dan kecewa dengan banyaknya pemain naturalisasi di skuad Timnas Indonesia saat ini.

"Saya sungguh galau, saya akan posting status yang akan membuat followers saya marah, tapi tidak apa saya ambil risiko ini, karena saya mau menjaga martabat bangsa saya," tulis Gontha.

Pernyataan itu merujuk kepada sembilan pemain keturunan yang menjadi starter di laga Timnas Indonesia vs Australia, Selasa (10/9/2024) malam WIB. Tercatat hanya Marselino Ferdinan dan Rizky Ridho non-pemain keturunan yang mentas sejak awal laga.

Para pemain Timnas Indonesia nyanyi lagu Indonesia Raya.

Baca Juga: Dilema Mobil Listrik di Jakarta: Antara Solusi atau Beban Baru Kemacetan?

Berikut kutipan pertanyaan dan jawaban dari Peter Gontha:

1. Apakah Anda cinta PSSI? (saya cinta)

2. Apakah Anda cinta bangsa? (saya cinta)

3. Apakah Anda tidak malu lihat PSSI 9 pemainnya adalah bangsa asing yang dinaturalisasi? (Saya malu).

4. Apakah kita bangsa besar? (saya rasa demikian)

5. Apakah Anda tau bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka? (saya tahu)

6. Apakah mereka mau membuang tunjangan sosial mereka di negara nya begitu saja? (saya rasa tidak).

7. Apakah menurut Anda tidak lebih baik membina pemain kita dari muda (SD s/d Dewasa)? (saya rasa demikian)

8. Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat dari pada Menang atau seri dengan cara yang merendahkan martabat bangsa? (saya malu).

Baca Juga: Bantahan Soegi Bornean dan Coreng Luka Fanny, Kalian Percaya?

Benarkah Pemain Naturalisasi Punya 'Privilage' untuk Miliki 2 Paspor?

Pernyataan Gontha mengenai pemain naturalisasi memiliki dua paspor pun langsung viral dan menjadi perbincangan dari penggemar sepak bola, terutama mereka yang tidak menyukai program naturalisasi PSSI untuk memperkuat kualitas Timnas Indonesia.

Sebab apabila pernyataan Gontha itu benar adanya, maka secara tidak langsung para pemain naturalisasi ini telah melanggar aturan kewarganegaraan di Indonesia. Sebab Indonesia memang tidak menganut sistem kewarganegaraan ganda.

Seperti yang tertuang pada aturan kewarganegaraan Republik Indonesia yang diatur dalam pasal 26 dan UU Nomor 12 Tahun 2006. Menurut UUD 1945 Pasal 26, warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

Pesepak bola Timnas Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum melawan Timnas Australia dalam pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024).

Baca Juga: Peningkatan Kasus Anak di Bawah Umur Hamil di Luar Nikah Jadi PR Baru, Apa yang Harus Dilakukan?

PSSI Jawab soal Isu Pemain Naturalisasi Miliki 2 Paspor

Polemik mengenai isu para pemain naturalisasi memiliki dua paspor pun membuat pihak PSSI melalui Arya Sinuliga memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa seluruh pemain yang sudah disumpah WNI otomatis memiliki paspor Indonesia, dan telah meninggalkan paspor negara asalnya.

Dalam pernyataannya, Arya menjelaskan bahwa para pemain naturalisasi yang mengubah status mereka menjadi WNI melalui proses hukum yang berlaku di Indonesia, jadi tidak perlu diragukan lagi status serta rasa cinta mereka pada Tanah Air.

"Saya jelaskan nih yang pasti pemain diaspora tuh mereka itu punya darah Indonesia. Bahkan, ada bapak atau ibunya itu orang Indonesia asli, kok bisa-bisa mempertanyakan mereka gitu dan kebangsaan mereka," ucap Arya.

"Mereka sudah kita urus sesuai dengan hukum kita, mereka mendapatkan kewarganegaraan kemudian mereka juga kita bawa nih ke FIFA pindah federasi dari negara asalnya menjadi federasi Indonesia," sambungnya.

"Ada tadi tanya paspornya? Dan yang pasti ketika masuk Indonesia mereka pakai paspor Indonesia dan ketika keluar mereka juga pakai paspor Indonesia. Sudahlah, tidak usah bawa kontroversi yang tidak benar gitu," imbuhnya.

Pernyataan Kontroversial Peter Gontha adalah Agenda untuk Memecah Kesatuan Timnas Indonesia

Lebih lanjut, Arya juga menyikapi pernyataan kontroversial yang diutarakan oleh Gontha. Ia menilai bahwa itu merupakan salah satu upaya untuk memecah kesatuan di dalam tubuh Timnas Indonesia yang saat ini sudah terbangun berkat upaya Shin Tae-yong serta Erick Thohir.

"Kita ini bingung ya ketika timnas kita berjuang hasilnya baik, membawa merah putih, semuanya bersatu rakyatnya mendukung. Bisa dilihat tuh antusias rakyat juga besar karena Timnas Merah Putih kita bisa berkibar, rasa kebangsaan kita juga besar," ucap Arya.

"Eh, ada aja orang yang berusaha untuk menggembosinya gitu dan dengan isu yang kadang-kadang tidak jelas. Kok bisa seperti itu terjadi," lanjutnya.

Tidak hanya itu, Arya juga menjelaskan bahwa PSSI tetap fokus dalam pengembangan bakat-bakat asli Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan sejumlah prestasi yang ditorehkan oleh Timnas Indonesia di segala kategori usia.

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menpora Dito Ariotedjo menyapa pesepak bola Timnas Indonesia usai bertanding melawan Timnas Australia pada laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024).

"Kalau dibilang bahwa masalah pembinaan usia dini, hei lihat Timnas U-16 kita itu gimana kemarin di Bandung, kemudian U-19 kita jura AFF. Artinya ini regenerasinya bagus, U-23 kita itu pun sampai ke semifinal bahkan sampai main ke Paris untuk play off Olimpiade, artinya tahapan dari muda sampai senior ini berjalan," ungkapnya.

"Jadi tolong ayo kita bangga dengan timnas kita, bangga dengan merah putih, jangan cari alasan dan mengaburkan sesuatu yang sudah baik bagi bangsa kita," pungkas Arya yang berposisi sebagai Exco PSSI tersebut.

Memang benar seperti sebuah pepatah, ibarat Timnas Indonesia dan PSSI ini adalah sebuah pohon, apabila semakin tinggi pohon tersebut tumbuh maka semakin kencang pula angin yang menghantam. Namun sekencang apapun angin apabila akar pohon tersebut kuat, maka sang pohon akan tetap tegak berdiri!

Timnas Indonesia kini memang menjadi sorotan, dua hasil imbang melawan tim-tim 'langganan' Piala Dunia, yaitu Arab Saudi dan Australia, sangat patut diapresiasi. Kita sebagai fans pun juga wajib mendukung mau full team Timnas Indonesia dihuni pemain keturunan atau pun lokal.

Tugas kita kini hanya mendukung sepenuhnya terhadap para pejuang kita di atas lapangan demi mewujudkan impian terbesar kita sebagai negara 'gila' sepak bola, yakni mendengar lagu 'Indonesia Raya' berkumandang di putaran final Piala Dunia 2026.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: