Kategori Berita
Media Network
Rabu, 19 MARET 2025 • 20:56 WIB

Dinamika Mudik Lebaran 2025: Dari Kesiapan Pengamanan hingga Ancaman Mogok Angkutan Barang

KNKT juga menyoroti pentingnya pengawasan jam kerja dan istirahat pengemudi, serta pemeriksaan kesehatan awak pengemudi kendaraan mudik, untuk menghindari munculnya masalah terkait sistem metabolisme tubuh.

"Agar memberikan sosialisasi kepada para pengemudi angkutan penumpang, kendaraan pribadi, maupun roda dua, untuk melakukan istirahat ketika mengalami kelelahan," imbau Soerjanto, seraya menekankan perlunya penyediaan kantong-kantong rest area.

Hal yang senada diungkapkan Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho. Namun, dia mengimbau masyarakat untuk tidak berfokus beristirahat di rest area, lantaran diprediksi mengalami penumpukan, meskipun pengelola rest area akan melakukan pembatasan waktu istirahat.

"Imbauan kami, rekan-rekan pemudik yang saya hormati, bila mana di rest area penuh, tidak harus terfokus di rest area. Silakan keluar tol, bisa kuliner di tempat-tempat lain, sehingga setelah istirahat sejenak, kembali lagi sehat. Sudah semangat lagi, baru lanjutkan perjalanan menggunakan tol lagi," beber Agus saat berbincang dengan jurnalis Indozone.

Rifat Sungkar, seorang pembalap reli yang paham betul soal strategi berkendara, menekankan pentingnya perencanaan perjalanan mudik untuk menjaga ketenangan mental. Menurutnya, perjalanan mudik jarak jauh sering kali menjadi tantangan, apalagi dengan potensi macet yang tak terduga.  

Buat Kenyamanan di Dalam Mobil

Ilustrasi pemudik di Mudik Lebaran 2025.

Rifat berbagi tips dan trik saat melakukan perjalanan jauh atau mudik. Dia menggunakan strategi journey plan atau perencanaan perjalanan.

"Kita itu dalam keadaan mudik selalu harus ada plan 1, plan 2, plan 3," ujar Rifat kepada Indozone di Jakarta.

Hal ini penting untuk mengantisipasi situasi tak terduga di jalan. Jika ada masalah, kamu sudah tahu rencana cadangannya. Dengan begitu, mental tetap tenang meski terjebak macet.

"Begitu kita terima nasib ini macet, kalau kita sudah prepare dan punya waktu yang cukup, itu nggak masalah," lanjutnya.

Namun, jika waktu yang dimiliki terbatas, rencana cadangan jadi penyelamat. Rifat menggarisbawahi pentingnya memberi waktu ekstra saat berkendara jarak jauh.

Maksudnya, jika estimasi perjalanan enam jam, alokasikan waktu hingga sepuluh jam untuk berhenti, istirahat, atau kebutuhan lainnya.

Menurut Rifat, perjalanan bersama keluarga butuh toleransi, termasuk dalam hal selera musik.

"Kasih kesempatan satu jam sekali. Saya punya satu jam, anak punya satu jam, mama juga gitu. Jadi kita saling respect satu sama lain," ungkapnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Dinamika Mudik Lebaran 2025: Dari Kesiapan Pengamanan hingga Ancaman Mogok Angkutan Barang

Link berhasil disalin!