Protes besar-besaran pun terjadi, menuntut tindakan tegas dari pemerintah.
Meski demikian, para kritikus berpendapat bahwa langkah pemerintah masih belum cukup dalam menghadapi kejahatan digital ini.
Para ahli menyebut bahwa masalah pornografi deepfake di Korea Selatan jauh lebih besar daripada yang terungkap.
Kejahatan ini mencerminkan berbagai faktor, termasuk budaya misoginis dan kurangnya regulasi media sosial serta pendidikan yang memadai terkait hak asasi manusia dan seksualitas.
Baca Juga: Presiden Iran Ingin Perdamaian Namun Ancam Israel Jika Berani Membalas: Akan Kamu Balas Lebih Keras
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters