Arab Saudi Ogah Kerja Sama dengan Israel Jika Palestina Belum Merdeka

Bendera Arab Saudi. (REUTERS/Huseyin Aldemir)

INDOZONE.ID - Pemerintah Arab Saudi menolak menjalin kerja sama dengan Israel, kecuali memerdekakan Palestina serta berhenti melakukan genosida di jalur Gaza. Kabar ini diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Rabu (7/2/2024).

"Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa posisi kerajaan Arab Saudi selalu teguh pada masalah Palestina, dan perlunya solidaritas rakyat Palestina untuk mendapat hak-hak sah mereka," tulis pernyataan Arab Saudi sebagai hasil perundingan dengan Amerika tentang proses perdamaian Arab dan Israel.

Pernyataan resmi Arab Saudi terkait penolakan hubungan diplomatik dengan Israel akibat perang Gaza

Dalam pernyataan tersebut, kerajaan Arab Saudi juga menekankan Amerika terkait hubungannya dengan Israel terputus, kecuali pengakuan kemerdekaan terhadap Palestina dan menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Baca Juga: Bela Israel Di Mahkamah Internasional, Hakim Julia Sebutinde Kini Diangkat Jadi Wakil Presiden ICJ

Selain itu, Arab Saudi juga menuntut kesepakatan tersebut agar Israel menghentikan agresi militernya serta menarik seluruh pasukan di sepanjang jalur Gaza.

Sementara itu, menurut laporan Reuters, pada selasa (6/2/2024) kemarin, juru bicara Amerika Serikat, John Kirby, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima umpan positif bahwa Arab Saudi memberi lampu hijau untuk melakukan diskusi normal dengan Israel.

Pernyataan yang dilayangkan oleh kerajaan Arab ini memberikan tanda secara resmi hubungan dengan Israel sejak 2020. Pernyataan ini juga memberikan gambaran jelas bagaimana posisi Arab Saudi tentang konflik Gaza.

Baca Juga: Inggris Janji Akan Akui Negara Palestina Secara Resmi Jika Israel-Hamas Lakukan Gencatan Senjata

Arab Saudi dinilai mendukung Amerika Serikat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Hal ini terlihat ketika hubungan kedua negara tersebut merenggang, usai konflik Gaza meletus kembali pada 7 Oktober lalu.

Arab Saudi disebut tengah menahan normalisasi hubungan dengan Israel karena hal tersebut.

Penulis: Gina Nurulfadilah