Salah satu langkah kontroversial yang diambil adalah rekomendasi penutupan Kementerian Urusan Diaspora dan Pemberantasan Anti-Semitisme, yang memicu kekhawatiran di kalangan diaspora Yahudi.
Dalam melaporkan wacana pembubaran kementerian ini, Jerusalem Post mencatat bahwa diaspora Yahudi menganggap kementerian tersebut sebagai penghubung vital antara mereka dan negara Israel.
Pemotongan dana pada kementerian ini dapat mempengaruhi hubungan antar komunitas Yahudi di seluruh dunia dan negara Israel.
Baca Juga: OJK dan Bank Indonesia Solid Lawan Kejahatan Perbankan, 4.000 Rekening Judi Online Diblokir
Selain itu, upaya penggalangan dana dari luar negeri juga menjadi bagian penting dari respons global terhadap krisis ini.
Federasi Yahudi Amerika Utara mencatatkan penggalangan dana sebesar 638 juta dolar AS untuk disumbangkan ke Israel. Meskipun demikian, sejumlah negara dan lembaga juga telah memberikan respons berupa bantuan keuangan dan politik.
Di level internasional, DPR AS yang dikuasai oleh Partai Republik telah meloloskan rancangan undang-undang untuk memberikan bantuan sebesar 14,5 miliar dolar AS kepada Israel.
Baca Juga: Sempat Ricuh di Jayapura, Polisi Pastikan Situasi di Papua Saat Ini Aman
Bantuan ini diharapkan dapat membantu Israel dalam pembiayaan pertahanan dan peralatan militer, termasuk sistem pertahanan rudal seperti Iron Dome dan David’s Sling.
Sementara dunia berusaha memberikan dukungan, krisis di Israel terus menunjukkan kompleksitasnya, memerlukan kebijakan yang bijak dan respons terkoordinasi dari berbagai pihak.
Dalam situasi darurat seperti ini, peran diplomatik dan kolaborasi internasional menjadi kunci untuk mencapai solusi yang berkelanjutan.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Times Of Israel