Kategori Berita
Media Network
Senin, 21 AGUSTUS 2023 • 15:17 WIB

Kronologi Kasus Perawat Lucy Letby, Pembunuh Berantai Bayi Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Lucy Letby

INDOZONE.ID - Seorang perawat bernama Lucy Letby tengah menjadi perhatian publik dunia. Dia dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan berantai yang menewaskan 7 bayi dan percobaan membunuh 6 bayi lainnya di Rumah Sakit Countess of Chester di barat laut Inggris.

Vonis itu dibacakan oleh hakim pengadilan Manchester pada Jumat (18/8/2023), di mana dalam persidangan yang telah dilakukan selama 10 bulan yang menjadikannya sebagai persidangan pembunuhan terlama dalam beberapa tahun terakhir di Inggris, terungkap Lucy Letby telah melakukan aksi kejinya itu sejak 2015 silam di unit neonatal tempat dia bekerja.

Lucy Letby

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Sadis Mantan Istri di Riau karena Sakit Hati Ajakan Rujuk Ditolak, Ini Kronologinya

Dari sejak saat itu, beberapa rekan kerjanya sudah mulai curiga hingga pada akhirnya dia dipecat dari unit tempat dia bekerja pada Juli 2016. Setahun kemudian, eksekutif Rumah Sakit Countess of Chester membuat laporan polisi, dan Lucy Letby akhirnya ditangkap pada 2018.

Berikut kronologi kasus perawat Lucy Letby, yang menjadikan kejadian ini sebagai kasus pembunuhan berantai anak paling keji dalam sejarah Inggris modern.

8 Juni 2015

Kala itu bayi kembar lahir prematur enam minggu, bayi A dan bayi B yang masih berumur beberapa hari dan dalam keadaan sehat diserahkan kepada Lucy Letby yang bekerja pada shift malam.

Sekitar 30 menit kemudian, kondisi bayi A  memburuk dengan cepat dan meninggal dalam waktu 90 menit setelah Lucy Letby bertugas.

8-11 Juni 2015

Lucy Letby menyuntik bayi B dengan udara sekitar 28 jam setelah membunuh bayi A. Bayi tersebut mampu bertahan setelah diresusitasi. Pada tes selanjutnya, ditemukan adanya loop usus berisi gas – temuan yang kemudian direplikasi pada beberapa bayi selama tahun berikutnya.

14 Juni 2015

Seorang bayi C lahir prematur tujuh minggu dengan berat 800gram, tapi dalam kondisi baik. Namun bayi tersebut meninggal akibat udara yang disuntikkan ke perut bayi tersebut. Dalam temuan CCTV, saat itu terlihat Letby berdiri di depan monitor saat alarm bayi berbunyi.

Baca Juga: Sidang Putusan Kasasi Ferdy Sambo Buntut Pembunuhan Berencana Brigadir Yosua Digelar Hari Ini

22 Juni 2015

Lucy Letby menyuntikkan udara ke aliran darah bayi D yang menyebabkan bayi tersebut mengalami pingsan sebanyak tiga kali pada dini hari 22 Juni 2015 silam. Saat itu, bayi tersebut mengalami perubahan warna hingga meninggal dunia.

2 Juli 2015

Kepala konsultan di unit neonatal, dr Stephen Brearey merasa curiga terhadap kematian 3 bayi yang tak biasa selama bulan Juni. Lalu, kepala keperawatan, Alison Kelly memberi tahu bahwa Lucy Letby menjadi satu-satunya perawat yang bertugas setiap ada bayi yang meninggal.

Kendati demikian, Lucy Letby dibiarkan tetap bekerja di unit neonatal.

4 Agustus 2015

Bayi kembar lahir prematur tujuh minggu, bayi E dan bayi F dengan berat kurang dari 1,4 kilogram. Bayi E meninggal setelah menderita pendarahan fatal yang diyakini akibat dari Lucy Letby yang dengan sengaja mengganggu selang nasogastriknya.

5 Agustus 2015

Lucy Letby mencoba membunuh bayi F dengan memberikan insulin kurang dari 24 jam membunuh bayi E. Pada sampel darah terkonfirmasi bahwa bayi F memiliki kadar insulin yang tinggi dan kadar C peptida yang rendah.

Baca Juga: Ketika Senior Iri dengan Adik Kelasnya Berujung Pembunuhan, Bikin Heboh Mahasiswa UI

7 September 2016

Lucy Letby mencoba membunuh bayi G, bayi prematur yang lahir 15 minggu lebih awal dengan beratnya lebih dari 450gram. Dia mencoba membunuh bayi tersebut sebanyak tiga kali selama tiga minggu. Percobaan pertama dilakukan saat bayi berumur 100 hari.

Kini, anak G telah berusia 8 tahun dan menderita cacat parah akibat percobaan pembunuhan gagal yang dilakukan Lucy Letby.

23 Oktober 2015

Lucy Letby membunuh bayi I dengan memasukkan udara ke dalam bayi perempuan tersebut. Pada kasus ini, hakim pengadilan menyebut Lucy Letby sebagai pembunuh yang ‘gigih, diperhitungkan dan berdarah dingin’.

23 Oktober 2015

dr Stephen Brearey kembali curiga setelah kematian bayi I. Lagi-lagi, pada setiap kematian bayi di unitnya, perawat Lucy Letby yang bertugas.

Konsultan lainnya, dr Ravi Jayaram memberi tahu ke manajemen bahwa ada yang tidak beres dengan tugas Lucy Letby, namun dia diminta untuk tidak membuat keributan.

Baca Juga: Tim Hotman 911 Turun Gunung, Desak Polisi Buka Lagi Kasus Pembunuhan Pasutri Tulungagung

8 Februari 2016

Berdasarkan tinjauan tematik yang diperintahkan dr Brearey, menemukan beberapa kaitan umum dalam 9 kematian bayi yang tak biasa sejak Juni 2015. Salah satunya, adanya hubungan Lucy Letby dengan setiap kemayian bayi.

dr Brearey meminta adanya pertemuan mendesak dengan para eksekutif, namun hingga Mei 2016, pertemuan tersebut tidak digelar.

9 April 2016

Lucy Letby menyuntikkan insulin ke dalam kantong dekstrosa yang melekat pada bayi L. Ini diketahui setelah ditemukannya kadar insulin yang tinggi dan kadar peptida yang rendah.

9 April 2016

Lucy Letby menyuntikkan udara ke kembaran bayi L, yaitu bayi M. Akibat kejadian ini, bayi M mengalami kerusakan otak.

11 Mei 2016

dr Brearey bertemu Harvey dan Kelly untuk menyampaikan kekhawatiran tentang Letby setelah dokumen "jaminan" menjelaskan mengapa Letby tidak diyakini sebagai penyebab kematian yang tidak biasa tersebut. dr Brearey merasa kekhawatirannya telah diabaikan.

Baca Juga: Kapolres Tulungagung: Silahkan Kalau Ada Bukti Baru soal Pembunuhan Pasutri Ngantru, Langsung Kita Dalami

3 Juni 2016

Lucy Letby mencoba membunuh bayi N beberapa hari setelah bayi itu lahir. Bayi tersebut menderita hemofilia, suatu kondisi yang menyebabkan pendarahan hebat.

Hakim pengadilan menyebut Lucy Letby menggunakan dalih penyakit tersebut untuk menutupi perbuatannya yang memasukkan selang nasogastrik ke tenggorokannya yang menyebabkan trauma.

23 Juni 2016

Lucy Letby membunuh bayi O, anak pertama dari dua anak kembar tiga sehari setelah dia pulang dari liburannya di Ibiza. Bayi O awalnya sangat sehat dan sempurna, namun tiba-tiba pingsan.

Berdasarkan Sinar-X postmortem menunjukkan jumlah gas yang lebih tinggi dari biasanya di tubuhnya.

Kejadian ini membuat polisi sepenuhnya percaya bahwa Lucy Letby membunuh bayi tersebut dengan menyuntikkan udara ke dalam selang nasogastriknya.

24 Juni 2016

Tak lama setelah membunuh bayi O, Lucy Letby beralih ke saudara kembar tiga bayi tersebut yang berumur sehari. Lucy Letby memompa udara ke perut bayi P itu melalui selang nasogastrik sambil memberinya susu pada pukul 6 sore, 13 menit setelah saudara laki-lakinya meninggal.

Para ahli percaya kelebihan udara ini menghancurkan diafragma bayi itu. Dokter percaya bayi akan pulih, tapi ketika mereka mempersiapkan rumah sakit untuk bayi itu, Letby malah berkata: "Dia tidak akan pergi dari sini hidup-hidup, kan?"

Pernyataan serupa juga diucapkan Lucy Letby ketika bayi C pingsan pada 14 Juni 2015.

24 Juni 2016

Setelah kematian bayi O dan bayi P, dr Brearey menelepon eksekutif tugas, Karen Rees, pada malam Jumat 24 Juni 2016 dengan mengatakan bahwa Lucy Letby harus dipecat dari unit.

Namun, Karen Rees mengatakan bahwa Lucy Letby merupakan sosok perawat yang bertanggung jawab terhadap bayi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Guardian

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kronologi Kasus Perawat Lucy Letby, Pembunuh Berantai Bayi Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Link berhasil disalin!