Sebagai catatan, aliansi politik antara Sara Duterte dan Ferdinand Marcos yang terjalin pada Pilpres 2022 mulai retak tak lama setelah mereka menjabat.
Konflik ini memuncak tahun ini, dengan pemakzulan Sara Duterte dan penangkapan ayahnya, mantan Presiden Rodrigo Duterte, yang kini tengah menghadapi kasus di Mahkamah Pidana Internasional terkait perang terhadap narkoba.
Meski demikian, Marcos dalam sebuah wawancara podcast mengatakan bahwa dirinya terbuka untuk berdamai dengan keluarga Duterte, namun menegaskan tidak ikut campur dalam sidang pemakzulan tersebut.
“Kita serahkan saja prosesnya kepada Senat Filipina. Mereka punya mekanisme dan wewenangnya sendiri,” ujarnya.
Masa depan Sara Duterte kini berada di tangan 24 anggota Senat, yang akan menentukan apakah ia masih layak menjabat sebagai wakil presiden atau harus lengser.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Wakil Presiden belum memberikan pernyataan resmi terkait perkembangan sidang tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Usatoday.com