Namun, pencalonannya kali ini menjadi sorotan karena beberapa kebijakan kontroversialnya.
Ia membuka dialog dengan Rusia terkait perang di Ukraina, serta mengusik para sekutu Eropa dengan perubahan arah kebijakan luar negerinya.
Selain itu, usulannya untuk mengambil alih Jalur Gaza dan merelokasi 2,4 juta penduduk Palestina, juga menuai kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia.
Di luar Trump, nominasi Nobel Perdamaian tahun ini juga menarik perhatian publik karena adanya nama Gisele Pelicot, seorang perempuan asal Prancis.
Pada Januari lalu, ribuan orang di Inggris menandatangani petisi yang mendukung pencalonannya.
Pelicot mendapat apresiasi luas atas keberaniannya dalam menyuarakan keadilan selama persidangan mantan suaminya, yang terbukti bersalah karena membiarkan orang asing memperkosanya saat ia dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Tahun lalu, Nobel Perdamaian diberikan kepada kelompok penyintas bom atom Jepang, Nihon Hidankyo, yang telah lama berjuang untuk melarang penggunaan senjata nuklir.
Dengan begitu banyak kandidat yang menarik perhatian, siapa yang akhirnya akan membawa pulang penghargaan bergengsi ini?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com