"Kami akan mendirikan Posko di tempat-tempat penumpukan sampah itu antara 1 bulan hingga 100 hari kerja. Ini adalah salah satu tugas dari posko itu nanti adalah melakukan pengawasan terhadap oknum-oknum tak bertanggung-jawab yang membuang sampah di sana. Kalau masih ada orang yang membuang sampah di situ padahal bukan depo, maka orang itu bisa kami tangkap,” tegasnya.
Setelah permasalahan sampah di hilir relatif bisa diatasi, maka pihaknya akan melakukan penanganan di tingkat hulu, dengan memperbaiki tata kelola sampah di Kota Yogyakarta.
Sebelumnya, dalam konferensi pers di Yogyakarta pada 20 Januari 2025, Hasto menyampaikan bahwa pihaknya telah mentransisikan sebagian konsep-konsepnya, tentang sampah kepada Pemkot.
BACA JUGA: Ada Intruksi Megawati Tunda Kadernya Retreat, Ini Kata Walikota Yogya Hasto Wardoyo
Calon Walikota Kota Yogyakarta menaiki truk sampah, Minggu (17/11/2024)
“Saya tidak mau melihat ada orang antre membuang sampah di depo. Keinginan saya, sampah warga dijemput di rumah mereka masing-masing, kecuali mereka sepakat dengan RT/RW untuk mengumpulkan sampahnya di lingkungannya, bukan ke depo,” tegas Hasto.
Pihaknya memperkirakan, total sampah per hari di kota Yogyakarta sekitar 300 ton, dan tumpukan sampah di depo paling sedikit 1.040 ton yang harus dibersihkan.
"Jika Pemkot memiliki 40 unit truk yang bisa dioperasikan setiap hari dan satu truk bisa memuat 5 ton sampah, maka diperkirakan, dalam sekali muat 200 ton sampah akan terangkut," tandasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung