Baca Juga: Polisi Periksa 3 Saksi Kunci Kasus Anak Penggal Ayah Kandung di Jember
Menanggapi potensi bencana ini, para relawan telah melaporkan temuan mereka ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur, serta DPRD dan Polres Jember.
“Kami sudah koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BPBD dan BKSDA, mengingat kawasan ini masuk dalam wilayah konservasi. Kami juga berdiskusi dengan DPRD Jember dan Polres Jember untuk upaya mitigasi,” terang Cak Blendez, sapaan akrab Matiyas.
DPRD Jember menekankan pentingnya langkah cepat untuk mencegah potensi bencana. Anggota Komisi C DPRD Jember, David Handoko Seto, menyoroti perlunya pemetaan risiko secara detail dan penguatan infrastruktur penahan air.
“Wilayah Pegunungan Argopuro sangat penting, baik dari segi ekosistem maupun keselamatan warga. Harus ada perencanaan mitigasi yang matang,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi menegaskan bahwa koordinasi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi ancaman ini.
“Kami ingin memastikan bahwa semua pihak, termasuk kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat, bersinergi untuk mencegah dampak buruk jika terjadi bencana,” katanya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung, Narasumber