Ilustrasi petugas Bea Cukai. (Dok. Humas Bea Cukai)
INDOZONE.ID - Bea Cukai sebagai salah satu institusi strategis dalam mendukung perdagangan internasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi proses kepabeanan.
Sejumlah langkah transformasi digital pun telah diinisiasi, di antaranya melalui perluasan implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) dan pengembangan Customs Excise Information System and Automation (CEISA) 4.0.
"Perluasan implementasi NLE dan pengembangan CEISA 4.0 mencerminkan komitmen Bea Cukai dalam mendukung transformasi digital untuk pelayanan publik yang semakin baik. Dengan inovasi ini, Bea Cukai berupaya memperkuat daya saing Indonesia di kancah perdagangan internasional," ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo.
NLE merupakan ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang, informasi, dan dokumen internasional dan domestik. NLE berorientasi pada kerja sama antarinstansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, serta penghapusan repetisi dan duplikasi.
Baca Juga: Bea Cukai Ternate Berhasil Gagalkan Peredaran 7.000 Batang Rokok Ilegal di Awal Tahun
NLE didukung sistem teknologi informasi yang mencakup seluruh proses logistik terkait dan menghubungkan sistem-sistem logistik yang telah ada. Terdapat empat pilar dalam NLE, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, yaitu simplifikasi proses bisnis pemerintah, kolaborasi platform logistik, kemudahan pembayaran, dan tata ruang (penataan infrastruktur).
Ilustrasi petugas Bea Cukai. (Dok. Humas Bea Cukai)
"Percepatan penataan sistem logistik nasional terus kami upayakan melalui perluasan implementasi NLE. Sampai dengan 2024, telah terealisasi 53 pelabuhan dan 7 bandara internasional di Indonesia yang menerapkan NLE. Dengan implementasi NLE, pengguna jasa mampu mengefisiensi waktu dan biaya untuk pengeluaran peti kemas dari pelabuhan,” kata Budi.
Hal ini, menurutnya merupakan jawaban dari tantangan perbaikan arus logistik nasional agar semakin efisien dan sistematis.
Berdasarkan hasil survei Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (Prospera) pada tahun 2023 diketahui bahwa kehadiran layanan NLE mampu mendorong efisiensi waktu dan biaya. Lebih jauh lagi, layanan NLE mampu mendorong peningkatan efisiensi ekosistem logistik nasional untuk daya saing perekonomian tingkat global.
Hal ini dibuktikan dengan data s.d. Desember 2024 bahwa dalam pelaksanaan impor, realisasi durasi dwelling time bersifat fluktuatif pada lima tahun terakhir, dengan 3,52 hari di tahun 2024. Namun, proses clearance kepabeanan mengalami percepatan selama lima tahun berturut-turut, hingga s.d. Desember 2024 telah mencapai 0,49 hari. Pelayanan ekspor juga mengalami percepatan dari semula 20 menit kini menjadi ±15 menit.
Baca Juga: Bea Cukai Langsa Awali Tahun dengan Penindakan 1,1 Juta Batang Rokok Ilegal: Ini Kronologinya!
Bahkan, pada tahun 2024 implementasi NLE mendapat penghargaan World Customs Organization (WCO) Certificate of Merit dan penghargaan Indonesia Logistics Award (ILA) 2024 sebagai Government of the Year. "Ini menegaskan peran penting Indonesia dalam komunitas logistik global dan daya saing perdagangan lintas batas," imbuh Budi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Press Release