"Jadi mereka ada yabg melakukan memukul, ada yang menendang, kemudian ada yang ngasih semut rangrang, kemudian ada yang suruh makan telur yang busuk sama cabe itu," jadi dia.
Proses rekonstruksi dilanjutkan ke TKP selanjutnya yakni Rumah Sakit Bethesda Lempuyangan.
"Selain reka adegan disini, juga kita lakukan di Rumah Sakit Bethesda. Ini karena salah satu tersangka membawa korban ke rumah Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi dengan dalih terjadi kecelakaan lalu lintas," jelasnya.
Saat rekonstruksi, nampak sebuah alat pentungan yang mulanya akan digunakan tersangka memukul korban, namun tidak terjadi karena dihalangi rekannya.
"Yang alat pentungan berada dilokasi tapi belum sempat digunakan karena dicegah oleh rekan-rekannya," katanya.
Berdasarkan rekonstruksi terungkap Fendi meregang nyawa akibat dipukul, dihantam krat tempat bir, dipukul botol miras, hingga disulut dengan rokok di bagian wajah.
Saat pemeriksaan yang dilakukan tim penyidik, para tersangka mengaku reka adegan tersebut terinspirasi dari kasus pembunuhan Vina Cirebon, yang mana seolah-olah dibuat terjadinya kecelakaan yang menimpa korban.
"Ternyata dari hasil pemeriksaan mereka ini terinspirasi kasus Vina yang di Cirebon," bebernya.
Ke-15 tersangka tersebut kini dijerat pasal berlapis atau terancam hukuman pidana seumur hidup atau hukuman mati.
"Walaupun mereka ini katanya dilakukan spontan, tapi karena ternyata ada beberapa orang yang melakukan pembunuhan berencana yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Jadi para tersangka terancam hukuman pidana seumur hidup atau terancam hukuman mati," pungkas Probo.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung