"Rhoma Irama, Bimbo, Haddad Alwi, kalo yang berpengaruh yaa itu. Rhoma Irama jangan salah lho, dia itu udah memproklamirkan sound of muslim. Artinya Rhoma Irama tuh terlepas dari dia memainkan dangdut rock ya, tapi kan dia sudah memproklamirkan sound of muslim dan dirinya memang mengajak pada kebaikan. Nah kalau untuk yang zaman sekarang itu ada Opick. Opick tuh kan dulunya kan pemusik rock yang hijrah ya. Kemudian melahirkan lagu-lagu religi ya," jelas Denny MR.
"Yang paling menonjol sekarang ini kan Gigi, ya. Gigi, Ungu, ST12 juga ada. Ungu-ungu, ya sebenarnya sih nggak cuma mereka berdua. Nah, sukses-sukses Ungu dan Gigi itu kemudian juga kan diikutioleh Wali," tambahnya.
Menurut Denny, Rhoma Irama bisa disebut sebagai sosok musisi yang berpengaruh di dunia religi. Sementara Opick merupakan musisi yang konsisten, mulai dari cara ia berbusana dam rutinnya ia membuat album di bulan Ramadhan.
Grup musik GIGI yang pernah merilis album religi. (INstagram/bandgigiofficial)
Lalu apakah musik religi bisa digolongkan sebagai genre musik? Tentunya bila mencermati penjelasan dua pengamat musik di atas, musik religi lebih berkaitan kepada tema dari pesan yang ingin disampaikan. Sementara aransemen musik bisa bermacam-macam dengan menggunakan genre bervariasi.
Baca Juga: Peduli Disabilitas, Dico akan Bawa Penerjemah Bahasa Isyarat ke Konser Musik!
"Musik atau lagu religi bukan tergolong genre. Karena cara penyampaiannya atau racikan komposisi serta aransemennya bisa bermacam-macam, tergantung kreativitas pembuat lagunya. Mereka bisa menyampaikannya dalam komposisi bercorak pop, jazz, R&B atau bahkan dangdut," kata Mudya.
Sementara itu, Denny MR juga menlihat kebiasaan musisi dan pendengar musik religi di Indonesia memiliki patokan atau standar tema. Perbedaan antara genre pop dan religi dengan pop religi pun sangat luas.
"Jadi perbedaan musik, pengguna musik religi menurut saya kalau di kita ya, itu kan, itu terletak pada struktur instrumen. Karena kalau patokannya atau standarnya pada religi yang bernuansa seperti tadi saya bilang, puji, apa, puji-pujian pada Nabi Muhammad, pada kebaikan segala macam, album yang non-religi pun banyak kok yang begitu," kata Denny,
"Perbedaan musik pop religi dan pop dan religi ya hampir tidak ada batasan yang tegas sih."
Hal yang sama juga dituturkan oleh Armand Maulana yang mencoba membawakan lagu religi dalan genre pop rock seperti yang biasa mereka mainkan di album lainnya. Menurutnya, musik religi bertransformasi dalam segi aransemen dari tahun ke tahun.
Baca Juga: 1 Ramadhan 1446 H Jatuh Pada 1 Maret 2025, Hilal Terlihat di Wilayah Indonesia Barat
"Ketika orang mendengar konotasi lagu religi itu memang kan dari nasyid, dari lagu-lagu seperti itu. Tapi kan, makin berkembang kayak misalnya keluarlah Haddad Alwi, Bimbo, dan sebagainya itu kan sebenarnya lagu pop yang dikemas dengan lirik-lirik religi, bahkan mengagungkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, atau Nabi Muhammad SAW, maka dengan lirik-lirik yang langsung strict ke Allah SWT," ujar Armand.
"Saat itu bahwa religi itu kan kaya misalnya Opick yang syahdu, nah kita tetap standby terus sebagai GIGI (band) pop rock diaransemen seperti itu, ketika kita punya ide dengan lagu A itu harus keras ya itu keras aja," tambahnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Khusus, Wawancara, Analisis Redaksi