Kategori Berita
Media Network
Jumat, 25 OKTOBER 2024 • 19:08 WIB

Kurang Literasi Kurang Kritis: Manfaat Membaca dan Tantangan di Era Digital

Pertimbangkan seri "Harry Potter" karya JK Rowling, yang telah memikat jutaan pembaca muda di seluruh dunia. Dunia magis Hogwarts, dengan detailnya yang kaya dan karakter yang menarik, memicu imajinasi, mendorong siswa untuk bermimpi dan menciptakan cerita fantastis mereka sendiri.

Membaca dan era digital

Ilustrasi buku cetak dan digital

Meskipun media digital sangat berpengaruh, membaca buku tidak dapat dilebih-lebihkan. Buku memberikan pengetahuan yang mendalam, meningkatkan keterampilan kognitif, mengurangi stres, menumbuhkan empati, dan mendorong pembelajaran seumur hidup.

Saat kita menjelajahi dunia yang maju secara teknologi ini, janganlah kita lupakan dampak mendalam yang dapat diberikan oleh buku yang bagus pada pikiran dan kehidupan kita.

Membaca buku digital dan cetak, pilih mana?

Telah banyak penelitian yang membandingkan dampak membaca digital dan cetak terhadap pemahaman. Dan dalam hal pembelajaran, cetak adalah rajanya.

"Jika teks lebih panjang dari sekitar 500 kata, pembaca umumnya lebih baik dalam tes pemahaman dengan bacaan cetak," tulis Naomi S. Baron, profesor emerita linguistik di American University. Ia juga penulis How We Read Now: Strategic Choices for Print, Screen, and Audio .

“Keunggulan media cetak khususnya terlihat ketika peneliti tidak lagi mengajukan pertanyaan yang jawabannya dangkal, tetapi mengajukan pertanyaan yang jawabannya memerlukan kesimpulan, perincian tentang teks, atau mengingat kapan dan di mana suatu peristiwa terjadi dalam cerita,” kata Baron.

Baca Juga: Dukung Literasi Keuangan, BRI Kolaborasi dengan Kemenkeu Jual SBN Seri ST010

Dalam bukunya Reader, Come Home: The Reading Brain in a Digital World , Profesor Maryanne Wolf, seorang ahli saraf di University of California, Los Angeles menulis , "Saya percaya bahwa otak pembaca berubah tanpa terasa. Banjir informasi yang kita terima sebenarnya mengubah cara kita membaca."

“Cara membaca sekilas, menelusuri, dan mencari kata pada layar digital ini menular ke semua yang kita baca, yang benar-benar berpotensi merusak kualitas pemikiran yang kita gunakan saat kita membaca,” Wolf berbagi .

 

Dengan membaca digital, kecepatan adalah kuncinya. Kita mengakses internet untuk mendapatkan informasi dengan cepat, menggunakan fungsi pencarian, dan mengklik kata kunci. Kita memindai dan menggulir untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan. Dengan membaca cetak, kita dapat memperlambat, membaca kalimat dan paragraf untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi.

Halaman dan piksel akan selalu ada dalam kehidupan kita dan di sekolah kita. Untuk berhasil di era digital ini, pelajar muda harus mengembangkan " otak baca biliterasi ", menurut Wolf—otak yang mampu menganalisis secara kritis, berempati, dan memiliki tingkat pemahaman yang tinggi, apa pun medianya. Dengan membangun keterampilan membaca yang mendalam di era digital ini, pembaca dapat memperoleh yang terbaik dari kedua dunia.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Vgos.org

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kurang Literasi Kurang Kritis: Manfaat Membaca dan Tantangan di Era Digital

Link berhasil disalin!