Ratusan Rakyat Israel Demo, Tuntut Netanyahu Mundur sebagai Perdana Menteri

Rakyat Israel berdemo di Tel Aviv tuntut Netanyahu turun dari jabatan Perdana Menteri

INDOZONE.ID - Ratusan pendemo dilaporkan memadati lapangan Kaplan di Tel Aviv menyerukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Mereka juga menuntut untuk melakukan pemilihan pemimpin negaranya di tengah konflik masih terus berlanjut.

Dalam pantauan Al Jazeera, para pendemo ini dibubarkan secara paksa oleh aparat keamanan. Kepolisian setempat juga menyita alat-alat protes.

Selain itu, unjuk rasa ini juga disaksikan oleh ribuan orang yang ikut menuntut pemecatan Netanahu karena gagal membebaskan para tawanan perang di Gaza.

Namun, tanggapan Nentanayahu malah berbanding terbalik dengan harapan para keluarga korban. Perdana Menteri ini mengkritik aksi demo ini merupakan hal yang sia-sia dan dianggap mendukung Hamas.

"Tidak berguna, dan berkontribusi pada tuntutan Hamas," kata Netanyahu.

Baca Juga: Warga Palestina Menerima 100 Jenazah, Israel Bantah Jenazah Tersebut Dicuri dari Pemakaman

Sementara itu, sejak perang Gaza memuncak lagi ada 7 Oktober lalu, otoritas Israel memperkirakan saat ini ada 36 tawanan yang masih ditahan di Gaza.

Sementara itu, kedua pihak antara Israel dan Hamas kini masih tengah mendiskusikan kesepakatan gencatan senjata yang baru saja diajukan oleh negara mediator.

Dalam proposal tersebut, Israel meminta Hamas membebaskan para tawanan perang ke dalam tiga tahap.

Pertama, warga sipil seperti perempuan, anak-anak,lansia serta sandera yang terluka akan dibebaskan. Begitu juga dengan Israel harus membebaskan para tahanan Palestina yang dianggap tidak berbahaya.

Selanjutnya, di tahap kedua dan ketiga, kesepakatan berkaitan dengan pembebaskan para tentara, warga sipil laki-laki serta mayat sandera di antara kedua belah pihak.

Baca Juga: Gara-gara Israel, Bantuan UNRWA ke Gaza Bakal Berhentu Mulai Akhir Februari

Selain itu, Hamas juga mensyaratkan dalam gencatan kali ini agar Israel menarik seluruh pasukannya di wilayah Gaza.