Presiden AS, Joe Biden terancam dimakzulkan.
INDOZONE.ID - Seorang profesor hukum internasional di Fakultas Hukum Universitas Illinois Boyle meyakini, sebenarnya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bisa saja memaksa Israel untuk melakukan gencatan senjata dan mengakhiri genosida Israel terhadap warga Palestina.
Biden bisa mengutus punggawanya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, untuk menyampaikan maksud gencatan senjata tersebut kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Namun, hal ini jelas tidak akan dilakukan, khususnya oleh Blinken.
"Dia adalah seorang Zionis yang fanatik. Dia terlibat dalam rencana bersama Netanyahu untuk melakukan genosida langsung terhadap warga Palestina," kata Boyle, dalam wawancara bersama Sputnik News, dikutip Minggu (7/1/2024).
Sebaliknya, AS nampaknya hanya mendukung upaya yang dilakukan Israel untuk mengusir lebih dari 2 juta penduduk Gaza dari rumahnya sendiri.
Dukungan ini terlihat dari upaya yang dilakukan Blinken ketika mengunjungi berbagai negara di dunia, untuk mencoba mentralisir penolakan atau kecaman mereka terhadap apa yang dilakukan Tel Aviv.
Selain itu, Boyle pun melihat adanya campur tangan AS dalam aksi genosida yang dilakukan Israel di Palestina.
"Pemerintahan Biden terlibat dalam genosida Israel terhadap Palestina, dengan memasok perangkat keras dan amunisi militer kepada Israel dan memberikan dukungan politik kepada Tel Aviv," imbuh dia.
Sementara itu, hingga 11 Januari 2024, Blinken bakal mengunjungi negara-negara di Timur Tengah. Seperti kunjungan saat ini ke Turki dan Yunani, dan akan melanjutkannya ke Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Israel, Tepi Barat dan Mesir.
Dalam kunjungannya ini, Boyle berharap agar politisi dari Partai Demokrat ini bisa mengajak negara-negara tersebut untuk mendesak Israel agar dapat menghentikan eskalasinya di Jalur Gaza.
Namun, pada kenyataannya Blinken melakukan kunjungannya hanya untuk mengoordinasikan peningkatan konflik agar tidak semakin meluas.
"Blinken pergi ke Timur Tengah untuk 'mengkoordinasikan peningkatan konflik dengan lebih baik' di sana daripada mencoba mengakhiri pertumpahan darah," jelas Boyle.
Perlu diketahui, Sabtu (6/1) kemarin Blinken mengunjungi Turki dan Yunani, salah satunya untuk membahas konflik yang tengah terjadi di antara Israel dan Palestina. Dalam kunjungannya ini, Blinken berharap dapat mendorong rencana perdamaian yang menjamin keamanan Israel, sekaligus mendorong perbaikan Gaza.
Lebih penting dari itu, dia juga mengajak negara-negara di Timur Tengah untuk menahan agar konflik di Gaza tidak semakin meluas.
"Sebagian besar pembicaraan yang akan kita lakukan dalam beberapa hari mendatang dengan seluruh sekutu dan mitra kita adalah mengenai langkah-langkah yang dapat mereka ambil, dengan menggunakan pengaruh dan ikatan yang mereka miliki, untuk melakukan hal tersebut – untuk mewujudkan yakni konflik ini tidak meluas," ujar diplomat senior AS itu, dilansir Fresno Bee.
Selain itu, Blinken juga berharap bisa membuat kemajuan dalam pembicaraan mengenai tata pemerintahan Gaza dan potensi keamanan jika dan ketika Israel menang melawan Hamas. Ketika perang berakhir nanti, AS akan kembali melakukan pembahasan lagi dengan Turki, terkait partisipasi negara itu dalam upaya rekonstruksi Gaza.
"Dalam pertemuannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Blinken menekankan pentingnya membatasi konflik, membebaskan para sandera, memperluas bantuan kemanusiaan, antara lain meningkat jumlah truk-truk yang diizinkan masuk ke Gaza untuk mengirim makanan, air, obat-obatan dan barang-barang komersial dan menurunkan korban-korban warga sipil," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dikutip VOA.
Writer: Victor Median
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.