Kategori Berita
Media Network
Kamis, 26 JUNI 2025 • 12:20 WIB

Capai Gencatan Senjata, Israel Kehabisan Amunisi Setelah 12 Hari Perang Lawan Iran

Polisi Israel berjaga di reruntuhan bangunan yang hancur oleh serangan rudal Iran. (REUTERS/Violeta Santos Moura)

INDOZONE.ID – Militer Israel dikabarkan mengalami krisis amunisi dan senjata setelah 12 hari bertempur sengit melawan Iran, dalam konflik terbaru yang mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah.

Laporan NBC News pada Selasa (25/6/2025), yang mengutip sejumlah pejabat AS secara anonim, menyebut bahwa Israel kini kekurangan sejumlah senjata penting, khususnya amunisi, menyusul operasi militer skala besar yang dimulai sejak 13 Juni 2025.

Israel memulai serangan dengan dalih bahwa Iran menjalankan program nuklir militer secara rahasia. Tuduhan tersebut langsung dibantah oleh pemerintah Iran, yang menyatakan bahwa program nuklir mereka hanya untuk kepentingan damai.

Baca juga: Iran Tangkap 700 Orang dan Sita 10 Ribu Drone terkait Spionase dalam 12 Hari Terakhir

"Tidak ada bukti bahwa Iran mengembangkan senjata nuklir," ujar Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada 18 Juni lalu.

Sebagai respons, Teheran meluncurkan serangan balasan bertajuk Operation True Promise 3 yang menghantam sejumlah fasilitas militer di wilayah Israel.

AS Panaskan Situasi, Iran Serang Balik

Konflik memanas ketika Amerika Serikat turut campur dengan menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni. Serangan itu dibalas Iran dengan menembakkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik militer AS di Qatar pada 23 Juni malam.

Ketegangan yang terus meningkat akhirnya memaksa pihak-pihak yang terlibat untuk menghentikan perang secara tiba-tiba.

Baca juga: Iran Gantung 3 Pria Diduga Mata-Mata Mossad, Dituding Terlibat Aksi Pembunuhan

Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Senin malam (24/6/2025). Kesepakatan itu kemudian dinyatakan resmi berlaku pada Selasa (25/6/2025).

Meskipun begitu, para analis menilai gencatan ini rapuh dan bisa kapan saja pecah.

“Ada kemungkinan besar gencatan senjata ini akan bertahan meskipun ada pelanggaran,” kata Peter Ford, mantan Duta Besar Inggris untuk Suriah, kepada RIA Novosti.

Menurut Ford, Israel saat ini berada dalam kondisi genting dan lebih membutuhkan perdamaian dibanding Iran karena cadangan persenjataan mereka telah menipis drastis.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: NBC News, ANTARA

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Capai Gencatan Senjata, Israel Kehabisan Amunisi Setelah 12 Hari Perang Lawan Iran

Link berhasil disalin!