Menyikapi problematika sampah yang tidak kunjung usai, ia mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk membentuk Bank Sampah Unit (BSU). Nantinya, itu akan tersentralisasi di sektor hulu, dan memperbanyak penyuluh lingkungan hidup untuk pilah serta pilih sampah.
"Kami dari Kementerian memerintahkan kepada Gubernur, Bupati hingga kepala dinas untuk segera melakukan langkah efektif di lapangan, dengan memperkuat garis pertahanan kita di hulu, bisa segera membentuk Bank Sampah Unit di hulu," tuturnya.
Menurut Hanif, cara ini dinilai cukup efisien sembari Pemda menyiapkan teknologi akhir pengelolaan sampah.
"Hanya itu cara paling (efektif) sementara, sambil provinsi dan kabupaten menyiapkan teknologi akhir pengelolaan sampah," ucapnya.
Tidak hanya itu, ia juga menyoroti sampah makanan yang membutuhkan perhatian khusus. Menurutnya, jika dikelola dengan baik, sampah makanan dapat bernilai komersial.
"Kami menyatakan siap akan membantu pemerintah daerah untuk mengolah sampah kertas dengan dibeli terlebih dahulu, kemudian dilakukan pemilahan. Ini juga mengingat total produksi sampah di DIY saat ini sebanyak 1.300 ton perharinya," ujar Hanif.
Meski begitu, anggaran yang turun untuk membeli sampah kertas tersebut jumlahnya terbatas.
"Anggaran yang turun untuk membeli sampah kertas tersebut jumlahnya terbatas. Jadi sekali lagi, kami minta aksi nyata kepala daerah di sini untuk segera menuntaskan sampah-sampahnya sampai bersih," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung