Gus Dur menolak keras segala bentuk kekerasan atas nama agama dan menekankan bahwa Islam pada hakikatnya adalah agama yang damai dan anti kekerasan.
Strategi Gus Dur dalam menangkal radikalisme sangat unik dan efektif, beliau tidak menggunakan pendekatan kekerasan atau represif, melainkan dengan cara-cara persuasive dan akomodatif.
Beberapa strategi yang beliau terapkan antara lain:
Sebagai seorang tokoh Nu yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia, Gus Dur secara konsisten memperjuangkan nilai-nilai pluralisme dan toleransi beragama.
Beliau mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi hak-hak minioritas dan menghargai perbedaan keyakinan.
Gus Dur secara konsisten mengkritik dan menolak segala bentuk radikalisme dan ekstremisme agama.
Beliau menekankan pentingnya pemahaman islam yang moderat, demokratis, dan mengedepankan perdamaian yang menjadi benteng melawan paham-paham radikal.
Sebagai tokoh NU, Gus Dur memperjuangkan pemahaman cinta tanah air (nasionalisme) dan keislaman adalah dua hal yang tidak bertentangan. Beliau berupaya memperkuat identitas kebangsaan di kalangan umat islam.
Dalam upaya menangkal radikalisme, Gus Dur selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan penghargaan terhadaap keragaman.
Beliau menekankan bahwa islam harus menjadi Rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil’alamin) sehingga setiap Tindakan dan kebijakan yang diambil harus mencerminkan prinsip-prinsip kedamaian dan keadilan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Agama Dan Konflik Sosial: Studi Kerukunan Umat Beragama, Rad