"Debunya itu sampai masuk rumah. Betul jendela dan pintu rumah ditutup, tapi kan karena angin juga masih bisa tetap masuk. Bahkan hampir setiap hari rumah saya kotor karena debu itu," ujar Syauqi.
"Terlebih dengan musim (kemarau) sekarang ini. Di keluarga saya, anak-anak batuk hampir dua mingguan. Belum lagi keluarga tetangga. Juga sama keluhan yang dirasakan," sambungnya.
Sementara itu menurut Ketua RW 02 Aprilistiawan Subekti, terkait pembangunan dan renovasi rumah dinas itu. Pihaknya mengaku hanya menerima informasi lisan.
"Itu proses pembangunan mess (rumah dinas), ada 5 titik. Dua di depan, dan tiga di belakang (tengah permukiman warga). Penggarapnya dari CV. Pelangi Nusantara, rumah dinas itu milik KPPN Jember," kata pria yang akrab disapa April itu.
Baca Juga: Pemotor Tercebur Sungai Usai Diseruduk Mobil di Jember, Jasad Ditemukan Setelah 8 Jam
Terkait keluhan soal debu, diakunya juga bertebaran. Kata April, ada juga keluhan soal lubang sumur yang sebelumnya belum ditutup.
"Kalau debu itu sudah kemarin, kemarin itu rencana pagar (sekitar pembangunan rumah dinas) tidak di bongkar. Ternyata dibongkar juga, terus saya keluar kota. Terus itu dibongkar juga," ucapnya.
"Juga kemarin ada sumur yang ditutup karena banyak anak kecil bermain di situ setiap malam. Saya takut masuk di situ. Terus saya instruksikan ke pemborongnya untuk ditutup," sambungnya.
Terkait proses pembangunan, lanjutnya, akan berlangsung lebih dari sebulan. "Mungkin dua bulanan ini selesai. Terkait adanya backhoe (alat berat) saya kurang tahu. Debu itu (benar) sampai ke tetangga. Karena saya kira hanya bangun biasa, tapi ternyata ya banyak debu itu," tuturnya.
Terpisah terkait keluhan warga tersebut, Lurah Kepatihan Awan Sugiarto mengaku sudah memberikan himbauan. Agar keluhan warga bisa mendapat respon positif dari penggarap proyek.
"Berita pembangunan itu sudah lama kami ketahui, kurang lebih satu bulan yang lalu. Waktu saya ke sana, warga bilang kalau itu pembangunan rumah dinas. Awalnya saya kira aman-aman saja, karena kalau melihat itu rumah dinas harusnya tidak akan menyalahi SOP yang ada," kata Awan.
"Ternyata ada warga yang mengadu terkait pembangunan itu, terutama pencemaran lingkungan dari debu bongkahan-bongkahan rumah itu. Kami juga belum mendapat laporan dari pelaksana proyek tersebut," sambungnya.
Dengan adanya keluhan, kata Awan, pihaknya meminta agar ada tanggapan dari penggarap proyek.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung