Dengan kata lain, media massa harus berfungsi sebagai penyaring yang menilai dan memilih informasi yang relevan, serta memberikan panduan untuk memahami ketidakpastian yang mengelilingi suatu peristiwa.
Terkait peran dan fungsinya yang penting dalam menjaga kerukunan beragama tersebut, media massa dengan jurnalis sebagai pelaku utamanya diminta dapat melihat persoalan kebebasan mengeluarkan pendapat sebagai hak asasi manusia, dengan dibarengi rasa tanggung jawab bahwa menjaga kerukunan umat beragama jauh lebih penting dari sekedar membuat sebuah publikasi.
"Setiap jurnalis harus membekali diri dengan pengetahuan dan pemahaman tentang agama resmi yang diakui pemerintah, agar mampu memberikan informasi yang objektif," ujar dia.
Baca Juga: Deretan Gelar Paus Fransiskus Selain sebagai Imam Tertinggi Gereja Katolik, Apa Saja?
Karena, lanjutnya, titik pandang seorang jurnalis tidak boleh bias hanya karena suatu sikap tertentu atau dari sisi agama yang dianutnya, sehingga menghasilkan opini yang mengandung banyak provokasi dan menjadi sumber perpecahan bahkan konflik diantara umat beragama.
"Jika media massa ikut terjebak dalam bahasa provokasi tersebut, maka hal itu akan tumbuh menjadi masalah baru dan meluasnya potensi konflik akan sulit dibendung," kata dia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ANTARA, Analisa Redaksi