Ilustrasi politik uang. (ANTARA FOTO)
INDOZONE.ID - Saat ini politik uang (money politics) telah menjadi bagian yang tak bisa terpisahkan dalam proses pemilihan umum di banyak negara, termasuk Indonesia.
Fenomena ini cukup mencerminkan kecenderungan masyarakat yang lebih mudah terpengaruh oleh insentif materi daripada program atau visi-misi politik. Alih-alih ingin mengetahui langkah para kandidat ke depannya, mereka cenderung untuk menjual suara di awal.
Hal ini tentunya mengarah pada kesimpulan yang sangat memprihatinkan yakni masyarakat lebih senang diajak makan daripada diajak berpikir.
Ilustrasi praktik politik uang. (Freepik)
Politik uang dengan segala bentuknya, sudah menjadi praktik umum dalam pemilu di Indonesia baik itu Pilpres, Pileg hingga Pilkada. Mulai dari pemberian uang tunai, sembako, hingga ajakan makan bersama, para politisi menggunakan berbagai cara untuk menarik dukungan.
Baca Juga: Politik Uang Jadi Pelanggaran Terbanyak Ditemukan Polri saat Pemilu 2024
Hal ini tentunya tidak hanya merusak integritas pesta demokrasi, tetapi juga mengikis kepercayaan publik terhadap proses demokrasi di Tanah Air. Bahkan, menurut berbagai survei, banyak masyarakat yang menerima politik uang sebagai sesuatu yang biasa dan bahkan diharapkan.
Mereka melihat pemberian materi ini sebagai manfaat langsung yang dapat mereka nikmati, berbeda dengan janji-janji politik yang seringkali tidak terealisasi. Fenomena ini menunjukkan bahwa bagi sebagian besar masyarakat, insentif langsung lebih menarik daripada konsep abstrak seperti visi, misi, atau program kerja calon pemimpin.
Ilustrasi uang bansos. (Foto/Unsplash/Mufid Majnun)
Dalam reportase langsung di lapangan di beberapa daerah, Indozone menemukan fakta bahwa sda beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat lebih senang diajak makan daripada diajak berpikir:
"Daripada dia janji-janji baru nanti dia sudah naik (dilantik) jadi walikota baru dia lupakan kita, lebih baik dia kasi sekarang. Mau uang, beras atau apa, kita terima. Janganmi janji-janji, mending kasi sekarang," ujar Wa Ati, salah seorang warga di Kota Baubau.
Ilustrasi uang bansos. (Pexels)
Dalam sebuah praktik politik uang, pastinya ada dampak yang sangat merugikan, baik bagi demokrasi maupun pembangunan negara. Beberapa dampak negatif tersebut adalah:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Dan Wawancara