Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
INDOZONE.ID - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan pihaknya berhak melanjutkan perang jika diperlukan, dengan bantuan Amerika Serikat (AS), Sabtu 18 Januari 2025.
Pernyataan ini cukup mengejutkan. Sebab, diutarakannya dalam pidato di siaran televisi sehari sebelum gencatan senjata.
Perlu diketahui, gencatan senjata akan berlaku sejak hari ini, Minggu (19/1/2025). Kesepakatan gencatan senjata ini dimediasi oleh Qatar dan Amerika.
“Kami berhak melanjutkan perang jika diperlukan, dengan dukungan Amerika,” kata Netanyahu.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk membawa pulang semua sandera yang ditahan di Palestina.
“Kami memikirkan semua sandera kami. Saya berjanji bahwa kami akan mencapai semua tujuan kami dan membawa pulang semua sandera," sambung Netanyahu.
Menurutnya, ada 33 sandera yang disandera di Palestina. Disebutnya, mayoritas dari mereka dalam keadaan hidup.
"Dengan kesepakatan ini, kami akan memulangkan 33 saudara-saudara kami, mayoritas dari mereka dalam keadaan hidup,” tambahnya.
Baca Juga: 5 Fakta Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Gaza Setelah Debat Berjam-jam
Netanyahu menggambarkan fase pertama selama 42 hari yang dimulai Minggu sebagai "gencatan senjata sementara".
“Jika kami terpaksa melanjutkan perang, kami akan melakukannya dengan kekuatan penuh,” katanya. seraya menyebut bahwa Israel telah, "mengubah wajah Timur Tengah" sejak perang dimulai.
Gencatan senjata di Gaza akan dimulai pukul 08.30 waktu setempat (13.30 WIB) pada Minggu (19/1/2025).
Kesepakatan ini bertujuan mengakhiri lebih dari 15 bulan konflik dan pemboman yang menghancurkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com