INDOZONE.ID - Tersangka asal Saudi yang melakukan serangan dengan menabrakkan mobil di Pasar Natal Jerman diketahui memiliki pandangan keras terhadap Islam dan marah dengan kebijakan imigrasi serta suaka Jerman, kata pejabat pada Sabtu, (21/12/2024).
Kanselir Olaf Scholz mengutuk serangan tersebut sebagai aksi "mengerikan dan tidak masuk akal" yang menewaskan lima orang dan mengguncang negara beberapa hari menjelang Natal.
Peristiwa ini mengingatkan kembali insiden delapan tahun lalu ketika seorang jihadist menabrakkan truk ke Pasar Natal di Berlin.
Polisi Jerman mengamankan TKP.
Polisi masih menyelidiki motif Taleb al-Abdulmohsen, tersangka utama yang diduga mengemudikan SUV dengan kecepatan tinggi ke kerumunan padat di Magdeburg pada Jumat malam (20/12).
Insiden ini menewaskan lima orang, termasuk seorang anak berusia sembilan tahun, dan melukai 205 orang lainnya. Para korban dirawat di 15 rumah sakit di wilayah tersebut.
Jerman sebelumnya telah menghadapi berbagai serangan jihad yang mematikan. Namun, bukti yang dikumpulkan oleh penyidik serta unggahan online Abdulmohsen menunjukkan latar belakang yang berbeda. Dokter psikiatri berusia 50 tahun ini ternyata memiliki pandangan yang anti-Islam.
Baca Juga: Pekerja Volkswagen Akan Menggelar Aksi Mogok Peringatan di Seluruh Jerman
Taleb al-Abdulmohsen, tersangka asal Saudi atas kejadian di pasar natal Jerman. (france24.com)
Dalam sebuah wawancara, Abdulmohsen menggambarkan dirinya sebagai "seorang ateis Saudi". Ia juga diketahui membantu wanita Saudi melarikan diri dari negaranya, namun kerap mengkritik sikap Jerman yang dianggapnya terlalu lunak terhadap pengungsi dari negara-negara mayoritas Muslim.
Menteri Dalam Negeri Nancy Fraser mengatakan bahwa Abdulmohsen memiliki pandangan "Islamofobia". Jaksa menyebut kemungkinan motif serangan adalah rasa frustrasi terhadap perlakuan terhadap pengungsi asal Saudi di Jerman.
Menurut Taha Al-Hajji dari European Saudi Organisation for Human Rights, Abdulmohsen adalah "seseorang yang terganggu secara psikologis dengan rasa penting diri yang berlebihan".
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com