Emmanuel Macron mengkritik tajam media, komentator, dan para menterinya
INDOZONE.ID - Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadapi kritik tajam pada hari Jumat terkait dugaan upayanya membatasi kebebasan pers setelah menuduh jurnalis dan pejabat pemerintah memicu kontroversi atas komentarnya mengenai Israel.
Tuduhan ini muncul setelah pernyataan Macron dalam rapat kabinet tertutup yang menyarankan agar Israel harus mematuhi resolusi PBB terkait operasinya di Lebanon dan Gaza. Pernyataan tersebut memicu reaksi negatif dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan berbagai pihak di Prancis, termasuk pejabat tinggi.
Dalam konferensi pers setelah pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels pada Kamis malam, Macron, yang tampak sangat marah, menyampaikan kritik keras kepada jurnalis, menteri, dan komentator. Dia menuduh mereka memutarbalikkan pernyataannya dan menunjukkan kurangnya profesionalisme.
Macron juga mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap interpretasi yang salah dari pernyataannya, yang pertama kali dikutip oleh dua sumber anonim dari pertemuan tersebut.
Baca Juga: Tiga warga Amerika Ditahan di Venezuela Terkait Dugaan Antipemerintah
Macron menyatakan bahwa pernyataannya tentang Israel, yang merujuk pada peran PBB dalam pembentukan negara tersebut, telah diambil di luar konteks. Komentar ini memicu kecaman dari Netanyahu, yang menuduh Macron mengabaikan sejarah dan tidak menghormati Israel. Di Prancis, kritik datang dari beberapa politisi, termasuk juru bicara Senat, Gerard Larcher, yang menuduh Macron tidak memahami sejarah.
Dalam responsnya, Macron meminta wartawan untuk lebih berhati-hati dalam melaporkan pernyataannya dan menekankan pentingnya keakuratan dalam jurnalisme. Dia juga menegur menteri-menteri agar tidak menyebarkan informasi yang salah.
Namun, Asosiasi Pers Kepresidenan (APP) menolak keras kritik Macron, menyatakan bahwa tugas pers adalah untuk menyelidiki dan memverifikasi informasi secara independen, bukan sekadar mengulangi siaran pers resmi.
Meskipun begitu, beberapa pendukung Macron memuji ketegasannya dalam menghadapi kontroversi ini, dengan alasan bahwa distorsi kebenaran bisa berdampak buruk bagi kebijakan luar negeri Prancis.
Baca Juga: Kim Jong Un Menyebut Korea Selatan Sebagai Negara Asing yang Tidak Bersahabat
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Japan Today