Kategori Berita
Media Network
Jumat, 18 OKTOBER 2024 • 17:10 WIB

Tiga warga Amerika Ditahan di Venezuela Terkait Dugaan Antipemerintah

Menteri Dalam Negeri Venezuela Diosdado Cabello dan Duta Besar Palestina Maher Taha berpartisipasi dalam unjuk rasa merayakan terpilihnya kembali Presiden Nicolas Maduro pada 28 Juli, di Caracas.

INDOZONE.ID - Venezuela kembali menahan lima warga negara asing, termasuk tiga orang asal AS, dengan tuduhan keterlibatan dalam rencana yang dianggap dapat mengganggu stabilitas negara.

Pengumuman tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Diosdado Cabello pada hari Kamis, menandai penangkapan terbaru dalam konteks apa yang pihak berwenang sebut sebagai aktivitas antipemerintah pasca pemilihan presiden yang diperdebatkan pada bulan Juli lalu.

Cabello tidak memberikan bukti konkret untuk mendukung tuduhan bahwa para tahanan terlibat dalam aktivitas teroris.

Dalam pengumuman sebelumnya, ia juga mengklaim bahwa badan intelijen AS terlibat dalam perencanaan kegiatan tersebut, meskipun tanpa bukti yang jelas.

Menteri Dalam Negeri tersebut tidak menyebutkan waktu penahanan kelima individu itu, namun menyatakan bahwa seorang warga Peru dan seorang warga Bolivia ditangkap bersamaan dengan tiga warga negara Amerika.

Sebelumnya, pada bulan lalu, Cabello mengumumkan penangkapan tiga warga AS, dua warga Spanyol, dan seorang warga Ceko yang dituduh berusaha membunuh Presiden Nicolás Maduro.

Ia mengeklaim bahwa orang-orang asing ini merupakan bagian dari rencana CIA untuk menggulingkan pemerintah Venezuela dan membunuh beberapa anggotanya.

Baca Juga: Uni Eropa Beri Sanksi Iran Terkait Tuduhan Pengiriman Rudal ke Rusia

Pengumuman ini muncul hanya dua hari setelah AS menjatuhkan sanksi kepada 16 sekutu Maduro yang dituduh menghalangi pemungutan suara dalam pemilihan presiden 28 Juli dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Pihak berwenang pemilu yang mendukung partai penguasa menyatakan Maduro sebagai pemenang beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup, namun tidak merilis rincian hasil seperti yang biasa mereka lakukan pada pemilihan sebelumnya.

Mereka mengklaim bahwa situs web mereka diretas, sehingga tidak dapat memberikan informasi detail.

Namun, koalisi oposisi utama berhasil mengumpulkan lembar penghitungan suara dari lebih dari 80% mesin pemungutan suara dan menerbitkannya secara daring.

Koalisi ini menyatakan bahwa catatan tersebut menunjukkan kandidat mereka, Edmundo González, mengalahkan Maduro dengan selisih dua banding satu.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Japan Today

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Tiga warga Amerika Ditahan di Venezuela Terkait Dugaan Antipemerintah

Link berhasil disalin!