INDOZONE.ID - Israel kembali berencana melancarkan serangan ke Palestina saat bulan Suci Ramadan, yang bertujuan untuk membatasi aktivitas ibadah warga di Masjid Al-Aqsa.
Dalam pernyataannya, perwakilan kelompok pejuang Hamas mengkritik pernyataan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir.
"Rencana Israel membatasi warga Palestina masuk ke Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhn menjadi bukti kejahatan Zionis dan perang agama elemen radikal pemerintah Israel terhadap rakyat Palestina," kata Hamas, dilansir Anadolu Agency, Rabu (21/2/2024).
Ancaman serangan dan larangan bagi warga Palestina untuk memasuki Al-Aqsa ini, adalah pelanggaran kebebasan beribadah bagi manusia di masjid suci.
Dengan adanya larangan ini, Hamas pun meminta kepada warga Palestina di Yerusalem, Tepi Barat, dan Israel untuk tidak mengindahkan pernyataan Netanyahu dan tetap melaksanakan ibadah di Al-Aqsa.
Baca Juga: Israel Ancam Bombardir Rafah Jika Tidak Bebaskan Sandera Di Bulan Ramadan
Channel 13 Israel sebelumnya melaporkan bahwa, meskipun ada peringatan dari badan keamanan dalam negeri negara itu, Shin Bet, bahwa akan ada bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di Israel, Netanyahu menyetujui pembatasan masuknya warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa selama Ramadan.
Hanya sejumlah warga Palestina saja yang dilaporkan akan diizinkan memasuki masjid suci tersebut selama bulan puasa.
"Pembatasan akan diberlakukan di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan, namun belum jelas apa yang akan dilakukan," tulis Anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz di akun media sosialnya.
Ben-Gvir sebelumnya pun menyerukan larangan warga Palestina memasuki Al-Aqsa selama Ramadan, dalam pernyataan di akun media sosialnya.
Menurut laporan baru-baru ini di media Israel, Shin Bet memperingatkan akan membatasi masuknya politisi dan warga Palestina dari Israel, wilayah yang diduduki pada tahun 1948 dan Yerusalem ke Masjid Al-Aqsa. Jika dilanggar, akan menyebabkan masalah keamanan yang besar.
Baca Juga: AS Disebut akan Dorong PBB Dukung Gencatan Senjata Sementara di Gaza dan Tentang Serangan Israel di Rafah
Meski Ramadan diperkirakan akan dimulai pada atau sekitar 10 Maret, namun polisi Israel telah membatasi akses ke Al-Aqsa, terutama pada hari Jumat, sejak 7 Oktober tahun lalu. Ketika Hamas melakukan serangan lintas batas terhadap Israel, yang memicu respons berdarah dari militer Israel.
Di sisi lain, Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober. Israel kemudian membantai hampir 29.000 orang hingga menyebabkan kehancuran massal. Selain itu, terjadi kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.
Sementara itu, kurang dari 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur.
Karena itu, Israel dinilai melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari, memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza, namun sampai saat ini keputusan itu tidak kunjung ditaati Israel.
Writer: Putri Surya Ningsih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Anadolu Agency