Warga Israel melakukan aksi demonstrasi menuntut gencatan senjata di Gaza.
INDOZONE.ID - Sebuah ledakan demonstrasi di Haifa, kota terbesar ketiga di Israel, terjadi pada Sabtu (20/01/24). Demonstrasi ini dilakukan oleh warga Yahudi Israel dan Israel-Palestina, menuntut gencatan senjata di Gaza, dan pertukaran sandera dan tahanan antara Hamas dan Israel.
Stefanie Dekker, dari Al Jazeera, melaporkan bahwa hal ini merupakan pertama kalinya demonstrasi terjadi di bagian utara Israel.
“Demonstrasi ini dihadiri oleh warga Yahudi Israel dan Israel-Palestina, dan ini cukup signifikan karena keduanya datang untuk melakukan demonstrasi”, ungkap Dekker.
“Pesan yang dibawa oleh para demonstran adalah untuk mengakhiri perang dan mereka menyampaikan hanya ingin hidup damai satu sama lain, dengan solusi politik untuk warga Palestina”, imbuhnya.
Baca Juga: Indonesia Tuntut Israel ke Mahkamah Pidana Internasional Terkait Pendudukan Ilegal Selama 75 Tahun
Omri Evron, salah satu anggota komunitas Communist Party of Israel, yang membantu mengorganisir demonstrasi anti perang, berbicara kepada Al Jazeera terkait pesan dari para demonstran yang ingin disampaikan.
Warga Israel melakukan aksi demonstrasi menuntut gencatan senjata di Gaza.
“Pembunuhan ribuan warga palestina yang sebagian besar adalah warga sipil tidak berdosa bukan hanya tindakan tercela, namun juga memberikan rasa tidak aman kepada warga Israel. Hal ini hanya akan menyebabkan pembantaian dan siklus kekerasan terjadi lagi”, ungkapnya.
Ketegangan semakin meningkat ketika kepolisian setempat berusaha menghentikan demonstrasi. Pada akhirnya, Mahkamah Agung mengizinkan demonstrasi untuk dilanjutkan dan kepolisian membatasi kerumunan sebanyak 700 orang.
Baca Juga: IRGC Iran Umumkan Lima Anggotanya Tewas dalam Serangan Israel di Damaskus Suriah
Dekker menyampaikan bahwa para demonstran tidak diizinkan melakukan demonstrasi, para pejabat menolak untuk dilakukan demonstrasi di malam hari. Sehingga pada akhirnya demonstrasi dapat dilakukan selama dua jam pada siang hari.
Evron juga mengatakan adanya kesulitan yang ia temukan saat mengatur jenis demonstrasi semacam ini.
“Ini sulit karena pemerintah dan khususnya kepolisian telah melakukan segala cara untuk mencegah kami bersama, mencegah kami menyuarakan kedamaian yang sah. Kami harus mengajukan banding ke Mahkamah Agung agar kami dapat berkumpul dan melakukan demonstrasi”, jelas Evron.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera