INDOZONE.ID - Kantor berita nasional Australia, ABC (Australian Boardcasting Corporation), memecat jurnalis yang diklaim mendukung Palestina dalam perang Gaza. Antoinette Lattouf diberhentikan setelah memposting laporan dari Human Right Watch, tentang bencana kelaparan di Gaza sebagai ulah Israel di media sosialnya.
Tak lama, sekelompok pendukung Israel menuntut pihak ABC untuk memecat Lattouf dari jabatannya sebagai penyiar.
Aksi yang dilakukan oleh kelompok pro Israel ini memperlihatkan adanya aksi pemberantasan perbedaan pendapat di ruang redaksi.
Menanggapi hal ini, Lattouf membawa kasus pemecatannya ke jalur hukum. Sang jurnalis mengklaim bahwa dia diberhentikan secara tidak sah, karena alasan politik atau alasan lainnya yang termasuk opini politik.
Pengacaranya, Josh Bornstein, juga menilai pemecatan Lattouf ini didasarkan karena opini politik dan ras.
Baca Juga: Ismail Jood, Jurnalis dari Palestina Memutuskan untuk Berhenti Meliput Gaza
Aksi Lattouf didukung oleh sekitar 80 jurnalis ABC yang menuntut transparansi atas proses pengaduan rekannya. Mereka juga mengancam akan keluar dari media jika tuntutan tersebut tidak terpenuhi.
"Menutut pimpinnan mereka, mendukung dan membela pers yang bebas dan independen," kata direktur media untuk kelompok advokasi Media, Entertainment dan Aliansi seni, Cassie Derrick.
Namun, pihak media ABC menyangkal tuduhan tersebut. Mereka membantah bahwa alasan ras dan opini politik dalam kasus pemecatan Lattouf. ABC mengatakan bahwa Lattouf diminta untuk tidak bersuara mengenai hal kontroversi selama terikat kontrak. ABC juga menilai kasus ini secara umum telah disalahpahami.
Pemecatan awak media terus bertambah sejak konflik Gaza berlangsung. Mereka dituduh mendukung Palestina setelah mengutarakan opininya terhadap Israel
Bahkan beberapa wartawan di Amerika serikat, Inggris, dan Kanada, juga kehilangan pekerjaan atau diskors setelah mengutarakan dukungannya terhadap Palestina dalam konflik Gaza yang terjadi sejak 7 Oktober.
Penulis: Gina Nurulfadilah
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera